09 Juni 2017

FASE ORAL PADA BAYI

Hula buibu😸 ketemu lagi dg #sharingmamakinan. Kali ini mau bahas tentang fase oral bayi yaa.

Banyak orang tua yg buru-buru menarik tangan anaknya saat ketahuan dimasukkan ke mulut. Kebanyakan mereka takut jika hal tersebut akan menjadi kebiasaan buruk dan akan terbawa hingga besar, atau dalam bahasa jawa sering disebut dengan “tuman” atau kebiasaan yang terus terbawa.

Tapi ternyata, fase oral ini penting untuk perkembangan anak lho. Disimak yuk 😉
.
⏳Berdasarkan Teori Perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud, Fase Oral adalah tahap pertama dari 5 tahapan penting lainnya.
⌛Fase oral dimulai ketika bayi baru lahir hingga berusia 1-2 tahun.
⏳Pada fase ini, sumber kesenangan anak berpusat pada aktivitas oral.
⌛Rangsangan paling banyak didapatkan melalui mulut, oleh karena itu mulut merupakan area erotis bagi bayi dan bayi mendapatkan kepuasan dengan cara menghisap (puting,dot, jari tangan dll).
⌛Sebenarnya refleks alami ini sudah ada sejak janin memasuki usia 4 bulan dalam rahim kemudian dilanjutkan pada saat bayi lahir dan menyusui. Pada saat menyusui, bayi berusaha memenuhi kebutuhan kepuasan oral dengan menghisap ASI dan kontak mulut dengan puting payudara ibu.
⏳Dengan adanya fase oral ini, organ di sekitar mulut, bibir, dan lidah akan semakin matang, sehingga anak secara bertahap dapat belajar menggigit,mengunyah, dan mengucap/berbicara.
⏳Menurut Anderson (1986), dg menghisap sesuatu (meskipun bukan makanan), bayi menjadi lebih tenang, mengurangi frekuensi menangis, dan pada bayi prematur akan lebih cepat naik berat badannya.

Tahukah Bunda?
Melarang bayi menghisap jari pada usia 0 hingga 18 bulan akan berisiko terhadap kematangan kepribadian anak jika dewasa kelak lho 😱 Apa saja dampaknya?

❎Dampak jangka pendeknya, jika fase oral si kecil terganggu, bukan tidak mungkin akan ada gangguan juga pada tumbuh kembangnya, seperti terlambat bicara.

❎Menurut Freud, beberapa dampak dari kurangnya kepuasan fase ini misalnya menjadi perokok, tidak dapat mengendalikan perkataan, tidak dapat menyaring informasi / mudah menyerap berita tanpa berpikir akibat apa yang akan dia hadapi, dll.

❎Dampak lain menurut hasil penelitian teori psikoseksual-psikoanalisa, jika  seseorang gagal (tidak puas) dalam fase oral saat bayi maka, kelak saat ia dewasa ia tumbuh menjadi pribadi yang tidak matang, bicaranya ketus, mudah memaki dan bertindak kasar, alkoholisme, menggigit kuku, berkepribadian menuntut.

Tak perlu khawatir karena fase ini akan berlalu dengan sendirinya. Jadi, jangan menghambat fase oral bayi ya. Yang perlu dilakukan adalah jaga dan kontrol anak agar bisa melalui fase ini dengan baik. Bagaimana caranya?

💕Pastikan tangan anak bersih dan kukunya tidak panjang. Perhatikan juga mainan/benda yang sedang ia gigit.

💕Siapkan teether bersih. Kalau melihat si kecil sedang menggigiti benda yang kotor atau tidak semestinya, pelan-pelan gantilah dengan teether yang sudah disiapkan. Ingat! Pilih teether yg BPA free ya.

💕Tetap awasi anak ketika sedang mengemut jari/menggigit teethernya agar tetap aman.

💕Jika dirasa fase ini mulai mengganggu kegiatan makan/minumnya, perlahan alihkan perhatiannya dan kontrol agar anak tidak berlebihan dalam melalui fase ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar