Scribd
Dropbox
Laporan Asuhan
Kebidanan
Pada Ny. ”L”
Post Partum Fisiologis Hari ke-1
Di Rumah Sakit
Ibu dan Anak IBI Dupak Surabaya
(19 November –
3 Desember 2010)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setelah
persalinan seorang wanita mengalami suatu masa yang dusebut masa nifas
(puerperium). masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
setelah alat kandungan kembali ke keadaan sebelum hamil. masa nifas berlangsung
kira-kira 6-8 minggu. (Sarwono, 2006:12).
Pada masa
nifas, terjadi perubahan-perubahan fisiologis yaitu perubahan fisik, involusi
uterus, pengeluaran lochea, lakatasi, perubahan sistem tubuh lainnya dan
perubahan psikologis. masa nifas berlangsung selama 6 minggu, sekitar 42 hari,
pada keadaan normal dijumpai 2 keadaan penting, yaitu involusi dan laktasi
(FKUI, 2001:316)
Masa
setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari menurut hitungan orang awam
merupakan masa nifas yang penting sekali untuk terus di pantau, lama masa nifas
itu berbeda-beda pada setiap ibu. Darah
nifas mengandung trombosit, sel-sel degeneratif, sel-sel nekrosis, sel-sel
endometrium sisa.
Cepat ataupun lambat, darah nifas
harus lancar mengalir keluar. Bila tidak, misalnya karena tertutupnya mulut
rahim maka kuman dapat tumbuh subur di dalam rahim, sehingga bisa terjadi
infeksi.
Oleh karena itu
dibutuhkan perawatan bagi ibu nifas meliputi kebersihan diri, istirahat,
latihan, penurunan gizi, menyusui, perawatan payudara, senggama maupun KB.
(Buku Panduan Praktis Maternal & Neonatal, 2002 : N26–N28
Adapun kebiasaan ibu yang tidak
bermanfaat, bahkan dapat membahayakan seperti menghindari makanan berprotein
seperti ikan atau telur, karena ibu menyusui perlu ambahan kalori sebesar 500
kal/hari.(Buku Praktis Maternal & Neonatal, 2000: N29)
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Seteah melakukan praktek di RS IBI Dupak Surabaya, maka
mahasiswa diharapkan mampu melakukan asuhan Kebidanan pada ibu post partum
fisiologis dengan menerapkan pola pikir melalui pendekatan Manajemen Kebidanan
Kompetensi Bidan di INdonesia.
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1 Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian
data subyektif dan data obyektif pada post partum fisiologis.
1.2.2.2 Mahasiswa mampu mengidentifikasi yang
terjadi pada ibu nifas fisiologis
1.2.2.3 Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan
pada ibu nifas fisiologis
1.2.2.4 Mahasiswa mampu memberikan konseling dan
penyuluhan pada ibu nifas fisiologis
1.2.2.5 Mahasiswa mampu mencegah terjadinya infeksi
dan komplikasi lebih lanjut
1.2.2.6 Mahasiswa mampu mendokumentasikan tindakan
yang telah dilakukan
1.3 Pelaksanaan
Laporan ini
merupakan hasil dan praktek belajar lapangan yang dilakukan mulai tanggal 5 Desember - 18 desember 2009 di Rumah Sakit
Ibu dan Anak IBI Surabaya.
1.4 Metode Penulisan
1.4.1 Metode Deskriptif
1.4.1.1 Studi Kepustakaan
Dengan mempelajari literature dari
berbagai buku yang berhubungan dengan laporan asuhan kebidanan.
1.4.1.2 Studi Kasus
Mengadakan pengamatan
langsung pada klien untuk kemudian mengkaji masalah klien, merencanakan
tindakan kebidanan untuk evaluasi.
1.4.2 Teknik pengumpulan data yang dilaksanakan
dengan :
1.4.2.1 Wawancara langsung dengan klien, keluarga
dan petugas
1.4.2.2 Mengamati keadaan, reaksi, sikap dan
perilaku pasien meliputi bio-psiko-social dan spiritual
1.4.3 Sumber Data
1.4.3.1 Data
Primer
Diperoleh langsung dari klien dan keluarga
1.4.3.2 Data Sekunder
Diperoleh dari rekam medik
dan keperawatan. Hasil
pemeriksaan dan catatan tenaga kesehatan yang lain.
1.5 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan makalah laporan individu ini menggunakan
sistematika penulisan antara lain :
Bab I Pendahuluan
Berisi
latar belakang, tujuan, dan metode penulisan
Bab II Tinjauan
teori
Berisi
Konsep dasar nifas, Konsep Asuhan Kebidanan
Bab III Tinjauan
Kasus
Berisi
pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi
Bab IV Penutup
Berisi
kesimpulan dan saran
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 KONSEP DASAR
NIFAS
2.1.1 Definisi
Masa
nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kemablai seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung sekitar 6 minggu.
akan tetapi seluruh alat genital baru pulih kembali sebelum kehamilan dalam
waktu 3 bulan. (Sarwono:2007,237)
Masa
nifas dimulai setelah partus selesai & berakhir kira-kira 6 minggu, akan
tetapi seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan
dalam waktu 3 bulan (Sarwono P. 2005: 237).
Nifas
atau puerperium adalah periode dimana organ-organ reproduksi kembali seperti
kepada keadaan tidak hamil. (Fairer Helen. 2001: 225).
Masa
nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir & berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Abdul Bari.S, dkk.
2002).
kala
puerperium berlangsug selama 6 minggu atau 42 hari merupakan waktu yang
dipergunakan untuk pulihnya alat kandungan ke keadaan normalyaitu involusi dan
proses laktasi (IBG Manuaba, 1998)
Masa
nifas merupakan masa yang diawali dari beberapa jam setelah placenta lahir dan
berakhir setelah 6 minggu post partum. (http://situs-wanita.com/masa-nifas).
Masa
nifas adalah masa setelah melahirkan hingga pulihnya rahim dan organ kewanitaan
yang umumnya diiringi dengan keluarnya darah nifas, berlangsung selama ±6
pekan(http://roihan.wordpress.com/2009/02/13/kenali-perubahan-pada-masa-nifas/).
Puerperium
adalah periode pemulihan dari perubahan anatomis dan fisiologis yang terjadi
selama kehamilan, atau periode pasca persalinan umumnya berlangsung selama 6 –
12 minggu. (http://blogger.com/bambangwidjanarko/fisiologi-masa-nifas/).
Periode masa Nifas
Masa nifas dibagi
dalam 3 peride, yaitu :
a.
Puerperium
dini
Yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan
berjalan. Dalam agama Islam telah dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40
hari.
b.
Puerperium
Intermedial
Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lamanya 6-8 minggu.
c.
Remote
puerperium
Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil dan waktu persalinan mempunyai komplikasi
(www.kuliahbidan:blogspot.com)
2.1.2
Kebutuhan dasar pada nifas
Kebutuhan dasar pada masa nifas salah satu diantaranya
yaitu istirahat disertai dengan mobilisasi bertahap. Mobilisasi dilakukan setelah 8 jam tidur terlentang pasca
persalinan, dengan cara miring ke kanan dan kiri, pada hari kedua diperbolehkan
duduk, hari ketiga jalan-jalan.
2.1.3
Fisiologi dan masalah yang dapat terjadi dalam masa nifas
2.1.3.1
Fisiologi nifas
Adalah hal-hal yang terjadi dan bersifat karakteristik
dalam masa nifas. Perubahan normal yang harus terjadi adalah : involusi,
lochea, laktasi, serta perubahan psikologis, selain itu terjadi hemokonsentrasi
dan perubahan alat-alat tubuh yang lain. (Ibrahim ch, 1987 : 10).
A.
Perubahan
fisik
1.
Keadaan
umum segera setelah melahirkan umumnya sangat lemah, lebih-lebih bila partus
berlangsung lama. Sebenarnya nifas normal tidak sakit tetapi membutuhkan waktu
untuk mengembalikan keadaan umumnya yang mengalami perubahan pada saat hamil
dan persalinan sampai kemablai ke keadaan semula (Mochtar, 1998).
2.
Suhu
tubuh dapat meningkat 0.5 oC namun tidak lebih dari 38 oC,
sesudah 12 jam pp kembali normal (36,5oC - 37,5oC).
Adakalanya terjadi peningkatan pada hari pertama post partum yang disebabakan
faktor laktasi. Bila melebihi 38oC pada 24 jam pertama post partum
merupakan tanda infeksi (Sarwono, 2007)
3.
Denyut
nadi umumnya berkisar 60-80 x/menit maksimal 100/menit dapat terjadi bradikardi.
Denyut nadi di masa nifas umumnya lebih dibandingkan suhunya. Kecuali bila
partus lama dan sulit sehingga kehilangan banyak darah dan dapat terjadi
takikardi. Bradikardi post partum pada hari 6-10 dengan denyut antara 40-70
kali/ menit adalah perubahan normal. (Sarwono, 2007).
4.
Pernafasan
setelah melahirkan normal ± 18x/menit. Bila fungsi paru-paru baik, pernapasan
akan normal, teratur dan cukup (Mochtar, 1998).
5.
Berat
badan segera setelah melahirkan kehilangan sebesar 5kg atau berkurang sebesar 12 pound, yang desebabkan oleh
keluarga bayi, plasenta dan air ketuban. Pada minggu pertama post partum,
kehilanagan berat badan sekitar 2 kg karena kehilangan cairan. (Varney H., 1997
: 3-10).
B.
Perubahan
sistem reproduksi
1.
Involusi
dan tempat plasenta
Involusi uterus adalah proses kembalinya alat kandungan
atau uterus dan jalan lahir hingga mencapai keadaan sebelum hamil. Setelah
plasenta lahir, uterus merupakan alat yang keras karena kontraksi dan retraksi
otot-ototnya. Uterus secara berangsur-angsur menjadi seperti sebelum hamil.
Proses involusi terjadi akibat proses autolisis. Aktivitas otot-otot dan
iskhemia dimana protein dinding rahim dipecah, daibsorpsi dan dibuang meflalui
urin (Rustam M,1998 : 115).
Tabel
Perubahan uterus setelah melahirkan :
Involuasi
|
TFU
|
Berat uterus
|
Diameter bekas
plasenta
|
Keadaan cervix
|
Setelah plasenta
lahir
|
Sepusat
|
1000 gr
|
12,5 cm
|
Lembek
|
1 minggu
|
Pertengahan pusat
simpisis
|
500 gr
|
7,5 cm
|
Dapat dilalui 2
jari
|
2 minggu
|
Tak teraba
|
350 gr
|
5 cm
|
Dapat dimasuki 1
jari
|
6 minggu
|
Sebesar hamil 2
minggu
|
50 gr
|
2,5 cm
|
|
8 minggu
|
Normal
|
30 gr
|
Sumber : Rustam
Muchtar, 1998
Involusi tempat placenta setelah persalinan sebesar
telapak tangan, akhir minggu kedua 3-4 cm, akhir nifas 1-2 cm setelah janin
lahir, tangan dapat masuk ke kavum uteri setelah 2-3 hari, 1 minggu pp 1 jari
(Wighyosastro.H, 1998 : 188).
2.
Tinggi
fundus dan kontraksi uterus
Akibat proses involusi TFU mengalami penurunan sampai
keadaan sebelum hamil. Kontraksi keras pada uterus berarti baik, dan
sebaliknya.
Involusi uterus
|
TFU
|
Hari ke-1
|
Setinggi pusat
|
Hari ke-2
|
1-2 jari dibawah
pusat
|
Hari ke-3
|
Pertengahan
simpisis
|
Hari ke-7
|
3 jari diatas
simpisis
|
Hari ke-9
|
1 jari diatas
simpisis
|
Hari ke-10 atau
ke-12
|
Tidak teraba dari
luar
|
Sumber : Sarwono, 2007
3.
Lochea
Adalah sekret luka yang berasal dari luka dalam rahim
terutama luka placenta yang keluar melalui vagina, dibagi menjadi :
a. Lochea rubra
Warna merah seperti darah haid dan pengeluaran setelah
persalinan-2hari pp.
b. Lochea Sanguinolenta
Warna merah kuning berisi darah dan lendir hari ke 3-7
post partum.
c. Lochea serosa
Berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi pada hari ke
7-14 post partum.
d. Lochea alba
Cairan putih kekuning-kuningan, pengeluaran setelah 2
minggu.
e. Lochea purule
Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau
busuk.
f. Lochea statis
Lochea tidak lancar keluarnya. (www.wordpress.com)
4.
After
pain (mules-mules)
Adalah rasa sakit mules-mules yang disebabkan kontraksi
rahim berlangsung 2-4 hari post partum.Afterpains yang terjadi post partum
merupakan akibat dari kontraksi dari uterus, kadang-kadang sangat mengganggu
sampai 2-3 hari post partum. Perasaan mules ini lebih terasa bila terdapat
sisa-sisa selaput ketuban, sisa plasenta atau gumpalan darah di dalma cavum
uteri. Pada primi para, afterpains kurang terasa. Pada umumnya lebih terasa
pada multi para karena uterus sering berkontraksi kuat dengan interval sehingga
nyeri. (Sarwono, 2007)
C.
Laktasi
Sejak hamil sudah terdapat
persiapan-persiapan pada kelenjar mamae, untuk menghadapi masa laktasi. Proses
lakatasi ini timbul setelah ari-ari atau plasenta lepas. ASI sebagai makanan
alamiah terbaik yang dapat diberikan seorang ibu pada anak yang baru lahir
sampai umur 6 bulan.
1.
Colostrum
Glandula mammae mengeluarkan kolostrum pada bulan ke-3
kehamilan, akan diproduksi terus sampai 2-3 hari post partum. Kolostrum adalah
cairan kental warna kekuningan/ jernih merupakna pencahar ideal untuk
membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus BBL. Lebih banyak protein dna
zat anati infeksi daripada ASI matang. Kadar karbohidrat dan lemak lebih rendah
dari ASI matang. Volume kolostrum 150-300 ml/ jam.
2.
Asi
dan Pengeluarannya
Menyusui
ASI
mengadung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan
terhadap infeksi, selelu segar, bersih, dan siap untuk diminum.
Tanda ASI cukup
g. Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam 24 jam,
warnanya jernih sampai kuning muda.
h. Bayi sering buang air besar berwarna
kekuningan berbiji
i. Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa
lapar, bangun dan tidur cukup. Bayi yang selalu tidur bukan penanda baik.
j. Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24
jam.
k. Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap
kali selesai menyusui.
l. Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran
asi, setiap kali bayi menyusu.
m. Bayi bertambah berat badannya. (Buku Panduan
Praktis Maternal dan Neonatal, 2002 : N 26)
ASI tidak cukup
Bayi harus diberi ASI setiap kali ia merasa lapar atau
setidaknya 10-12 kali pasca persalinan. Jika bayi dibiarkan tidur lebih dari
3-4 jam atau diberi makanan lain atau payudara tidak dikosongkan dengan baik
tiap kali menyusui, maka ”pesan hormonal” yang diterima otak ibu adalah untuk
menghasilkan susu lebih sedikit. (Maternal dan Neonatal, 2002 : N 26).
D.
Perubahan
sistem tubuh lain
1.
Pembuluh
darah rahim
Di dalam uterus sebagian besar pembuluh darah mengalami
obliterasi atau menghilang oleh perubahan hialin sehingga pembuluh darah
mengecil.
2.
Serviks
dan vagina
Setelah persalinan pinggir-pinggir serviks tidak rata,
setelah 1minggu post partum dapat dilalui 1 jari. Vagina mencapai ukuran normal
pada minggu ke-3 pp.
3.
Dinding
perut dan peritoneum
Setelah persalinan perut longgar, pulih dalam 6 minggu.
Peritoneum yang meliputi usus menjadi berlipat-lipat dan keriput.
4.
Perubahan
sistem ginjal
Miksi spontan terjadi dalam 3 jam pp. Efek trauma
persalinan dalam kandung kencing dan ureter menghilang dalam 24 jam.
5.
Gastrointestinal
1-2 jam pp lapar dan siap menyantap makanan. Konstipasi
awal nifas disebabkan tidak adanya input makanan padat selama persalinan.
6.
Hematologi
Jumlah hemoglobin, hematokrit, eritrosit sangat
bervariasi pada ibu tergantung hidrasi, input cairan, kehilangan darah &
cairan selama persalinan, serta pengurangan normal jumlah darah.
7.
Endokrin
Isapan bayi merangsang keluarnya oksitosin untuk
pengeluaran air susu dan mempercepat involusi. (Sarwono, 2007)
1.1.3.2 Perubahan Psikologis
1. Phace honey moon
Terjadi intimidasi dan kontak yang
lama antara ibu ayah yang baik, hal ini disebut
juga psikis honeymoon yang tidak memerlukan hal-hal yang romantik. namaun masing-masing saling
memperhatikananaknya dan menciptakan hubungan
baru. (Varney 2007:3)
2. Bonding and attachment
terjadi pada kala IV dimana terjadi
kontak antara ibu, ayah dan anak dan tetap dalam ikatan kasih.penting bagi
asuhan untuk memikirkana bagaimana agar hal tersebut dapat terlaksana.
partisipasi suami dalam proses persalinan merupakan salah satu upaya dalam
proses ikatan kasih sayang.
3. Phase Taking In (tahap ketergantungan)
terjadi pada hari
1-2 post partum. perhatian ibu terutama terhadap kebutuhan dirinya, pasif dan
tergantung. ibiu tidak mengirimkan kontak dengan bayi bukan berarti tidak
memperhatikan. dalam fase ini yang perlu diperhatikan adalan kontak dengan
bayinya, bukan cara merawat bayi (Hamilton, 1995:291)
4. Phase taking hold
berangsung
kira-kira 10 hari mulai hari ke 2-4 post partum. paa saat ini sangat dibutuhkan
sistem pendukung terutama bagi ibu muda/ primi para karena pada fase ini sering
terjadi post partum blues.
5. Phase letting go atau saling ketergantungan(Manuaba, 1998).
dimulai ketika minggu
ke 5-6 kelahiran. tubuh ib setelah sembuh secara fisik ibu mampu menerima
tanggung jawab normal an tidak lagi menerima peran sakit serta kegiatan
seksualnya telah dilakukan kembali.
6. Reaksi ibu
Reaksi positif termasuk
berbicara pada bayi, memeluk, meneliti dan memberi tanggapan positif tentang
bayinya.
7. Post partum blues (Sinopsis Obstetri, 1983)
ibu merasa letih setelah
persalinan, mengalami nyeri perineum, pembengkakan mamae. hal ini disebabkan
tingkat esterogen dan progesteron tubuh yang menurun setelah persalinan,
seringkali emosi yang semula tinggi menurun dengna cepat setelah kelahiran dan
tampak pada minggu 1-2 poost partum.
1.1.3.3 Permasalahan yang terjadi pada masa nifas
Beberapa diagnosa
yang terjadi pada ibu post partum :
1. Rasa nyeri
2. Rasa gelisah
3.
Infeksi
4.
Perdarahan
Dalam masa puerperium ada beberapa masalah yang harus
diwaspadai sebagai tanda-tanda bahaya masa nifas, yaitu :
1. Perdarahan yang hebat yang tiba-tiba
meningkat dari vagina
2. Pengeluaran dari vagina yang berbau
busuk
3. Rasa nyeri di bagian bawah abdomen
4. Sakit kepala terus-menerus, nyeri
epigastrium
5. Pembengkakan di tangan
6. Demam, muntah, sakit saat BAK
7. Payudara nampak merah, panas dan nyeri
8. Kehilangan nafsu makan untuk jangka
waktu lama
9. Rasa nyeri warna merah dan lembek,
bengkak pada kaki
10. Merasa sesak nafas
1.1.4 Patofisiologi
Partus
Plaseta lahir
Nifas
S. Reproduksi Involusi s.Kardio Hemokonsentrasi Laktasi
Psikologis Endolrin
Uterus Berkontraksi
Bekas Implantasi tertutup Uterus mengecil
afterpains
1.1.4 Asuhan yang diperlukan pada masa nifas
dengan persalinan spontan
a.
Kebersihan
diri
1
Anjurkan
kebersihan seluruh tubuh
2
Mengajarkan
ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.
3
Sarankan
ibu untuk mengganti pembalut setidaknya 2 kali sehari
4
Sarankan
ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan
kelaminnya
5
Jika
ibu punya luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari
menyentuh luka
b.
Istirahat
· Anjurkan ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah
kelelahan
· Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan rumah tangga
secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang.
· Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal
:
- Mengurangi jumlah ASI yang
diproduksi
- Memperlambat proses involusi
uterus dan memperbanyak perdarahan
- Menyebabkan depresi dan
ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya
c.
Latihan
· Diskusikan pentingnya otot-otot perut dan panggul kembali
normal
· Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap
hari sangat membantu, seperti :
- Dengan tidur terlentang dengan
lengan disamping, menarik otot perut selagi menarik nafas, tahan nafas kedalam
dan angkat dagu ke dada; tahan satu hitungan sampai 5 dan ulangi sebanyak 10
kali
d.
Gizi
Ibu menyusui
harus :
1
Mengkonsumsi
tambahan 500 kalori per hari
2
Makan
dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup
3
Minum
setidaknya 3 liter air setiap hari
4
Pil
zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya 40 hari pasca
bersalin
5
Minum
kapsul vitamin A agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI
(Buku Panduan Praktis Maternal dan Neonatal, 2002 : N27)
e.
Perawatan
payudara
1
Menjaga
payudara tetap bersih dan kering
2
Menggunakan
BH yang menyokong payudara
3
Apabila
puting susu lecet oleskan colostrum atau ASI yang keluar disekitar puting
setiap selesai menyusui.
4
Bila
lecet sangat berat istirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan
dengan menggunakan sendok
5
Untuk
menghilangkan nyeri ibu dapat minum paracetamol 1 tablet setiap 1-6 jam
6
Apabila
terdapat bendungan ASI lakukan :
- Pengompresan payudara dengan
menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit
- Urut payudara dari arah pangkal
menuju puting susu atau gunakan sisir untuk mengurut payudara dengan arah ”Z”
menuju putinng
- Keluarkan ASI sebagian dari
bagian depan payudara sehingga puting susu menjadi lunak
- Susukan bayi tiap 2-3 jam sekali
jika tidak dapat menghisap seluruh ASI sisanya keluarkan dengan tangan
- Letakkan kain dingin pada payudara
setelah menyusui dan keringkan. (Buku Panduan Praktis Maternal dan Neonatal,
2002 : N27).
f.
Hubungan
perkawinan atau rumah tangga
Secara
fisik aman untuk memulai hubungan seksual begitu darah merah berhenti dan ibu
dapat memasukkan 1 atau 2 jari kedalam vagina tanpa rasa nyeri. (Saefuddin AB,
2001 : 127).
g.
Keluarga
berencana
Pada
umumnya sebagian besar metode KB dapat dimulai 2 minggu setelah melahirkan
(Buku Panduan Praktis Maternal dan Neonatal, 2002 : N28).
Penatalaksanaan Perawatan Masa Nifas
asuhan nifas diperlukan dalam fase ini karena merupakan
fase kritis pada ibu maupun bayi. diperkirakan 60% kematian ibu akibat
kehamilan terjadi setelah persalinna dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam
24 jam pertama.
Tujuan Umum
membantu ibu dan suami setelah masa transisi awal
mengasuh anak
Tujuan Khusus
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun
psikologik
2. Melakukan skrining yang komprehensif, mendeteksi
masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayinya.
3. Memberikan penyulhan tentanng perawatan diri, utrisi,
KB, Menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
4. Memberikan openyuluhan dan pelayanan keluarga
berencana.
Perawatan Masa Nifas
1. Early Ambulation
kini perawatan puerperium lebih aktif dengna dianjurkan
untuk melakukan mobilisasi dini atau early ambulation. perawatan mobilisasi
dini mempunyai keuntungna yaitu :
- melancarkan pengeluaran lochea dan mengurangi resiko
infeksi puerperium
- mempercepat involusi dalam kandungan
Melancarkan fungsi alat gastro intestinal dan alat
perkemihan
- meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga
mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran
sisa-sisa metabolisme
2. Istirahat dan tidur
kebutuhan istirahat normalnya dalam 1 hari adalah 8 jam
pada malam hari dan 1 jam pada siang hari
Perawatan masa nifas dalam bentuk pengawasan, yaitu :
1. Rawat Gabung
2. Pemeriksaan Khusus
3. Pemeriksaan Umum
4. Pemulangan pasien dan pengawasan Lanjutan
5. Follow up
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam masa nifas adalah :
1. Keadaan Umum ibu
2. Involusi uterus
3. Perdarahan
4. Lochea
5. Perawatan Puerperium
6. Perawatan Mamae
7. Pola-pola fungsi kesehatan
8. Penyuluhan gizi, KB, Kebersihan diri dan perawatan BBL
Peran dan Tanggung Jawab bidan dalam masa nifas
1. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
2. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya
mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, memjaga gizi
yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman
3. Memfasilitasi hubungan ikatan batin antara ibu dan
bayi
4. Memulai dan mendorong pemberian ASI
5. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan
data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan segera melaksanakannya untukl
menpercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu
dan bayi selama periode nifas.
6. Memberikan asuhan secar profesional
Kebijakan Progam nasional Masa Nifas
Dalam kebijakan progam nasional masa nifas adalah
melakukan kunjungna masa nifas minimal 4 kali kunjungna untuk menilai status
kesehatan ibu dan bayi aru lahir dan untuk mendeteksi sertta menangani
masalah-masl;ah yang terjadi.
Kunjungan masa nifas :
- Kunjungan / observasi I :
6-8 jam post partum
- Kunjungan II :
6 hari post partum
- Kunjungan III :
2 minggu post partum
- Kunjungan IV :
6 minggu post partum
KONSEP DASAR
ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM FISIOLOGIS
Tanggal Pengkajian :
Jam :
No. Reg :
Oleh :
I. PENGKAJIAN
Data Subyektif
1. Identitas
Nama : Nama penderita dan suaminya untuk
mengenal klien sehingga tidak keliru dengan pasien lain. (Christina, 1993 :
84).
Umur : Menurut pendapat para ahli
kehamilan yang pertama kali sebaiknya 19-35 tahun, dimana otot masih bersifat
elastis dan mudah renggang. Tetapi
menurut pengalaman, penderita umur 25-35 masih mudah melahirkan. Primi tua
dikatakan 35th. (Christina, 1993 : 84).
Agama : Untuk mengetahui kemungkinan
pengaruhnya terhadap kebiasaan keseharian pasien.
Pendidikan :
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya. Tingkat pendidikan
mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang. (Depkes RI, 1995 : 14).
Pekerjaan : Untuk mengetahui taraf hidup dan sosial
ekonomi klien sehingga penjelasan yang diberikan sesuai kondisi klien, juga
untuk mengetahui apakah pekerjaannya itu mengganggu kehamilannya atau tidak.
(Christina, 1993 : 85).
Suku : Untuk mengetahui kebudayaan dan
kebiasaan tempat tinggal klien yang dapat mempengaruhi kesehatan klien.
Alamat : Untuk mengetahui klien tinggal dimana
sehingga menghindari kekeliruan bila misalnya ada nama yang sama. Diperlukan
juga bila akan mengadakan kunjungan rumah. (Christina, 1995 : 84).
2. Keluhan utama
Untuk mengetahui keluhan pasien,
ketidaknyamanan dan gangguan
3. Riwayat menstruasi
3.1 Menarche
3.2 Lama haid
3.3 Siklus haid
3.4 Sifat darah
Menurut FK Unpad, 1987 : 78, darah haid
kadang membeku bila banyak.
3.5 Teratur atau
tidak
3.6 Desminorhea
atau tidak : sebelum, selama, atau sesudah
3.7 HPHT
Bila siklus haid ± 28 hari dihitung
dengan tafsiran dengan rumus Neagle, yaitu tanggal +7, bulan -3, dan tahun +1.
(Sarwono, 2006 : 155).
3.8 Flour albus
3.9 Tafsiran
persalinan
4. Riwayat persalinan sekarang
Dikaji untuk mendapat data-data meliputi tanggal
persalinan/cara bersalin, jumlah perdarahan, lama persalinan, keadaan placenta,
keadaan bayi; mulai BB, PB, APGAR, jenis kelamin.
5. Riwayat obstetri
Untuk mengetahui sudah berapa kali ibu hamil dan
melahirkan serta usia anaknya dan apakan ada riwayat SC, HPP pada kehamilan
yang lalu.
6. Status perkawinan
Ditanyakan untuk mengetahui berapa
lama klien telah menikah
7. Riwayat kesehatan klien
1.1 Hipertensi
Hipertensi essensial; TD
140/90-160/100, dan hipertensi ganas; TD sistol >200mmHg. (Manuaba, 1998 :
273-274).
1.2 TB1
Perlu perlindungan dan pengawasan
untuk mengurangi bahaya terhadap bayi.
1.3 Diabetes
Tanda gejala yang mudah
dikenali 3p : poliuri, polipagi,
polidipsia.
1.4 Jantung
Tanda adanya penyakit jantung
berat: bising diastolik, perisaltik, bising jantung, kardiomegali, bising
jantung nyaring disertai thrill. (Sarwono, 2005 : 431-432).
1.5 Asma
1.6 Ginjal
Terjadi bila ada gagal tumbuh,
pucat, lidah kering, poliuri, hipertensi, protein urine.
8. Riwayat penyakit keluarga
- Hipertensi
- Ginjal
- Asma
- Diabetes
- Hepatitis
9. Riwayat KB
Untuk mengetahui klien selama ini
menggunakan KB apa (suntik, pil, IUD).
10. Pola kebiasaan sehari-hari
10.1 Pola nutrisi
Untuk mengetahui apakah pemenuhan nutrisi selama hamil
sudah terpenuhi atau belum dibandingkan dengan pola sebelumnya.
10.2 Pola eliminasi
- eliminasi
uri : untuk mengetahui frekuensi defekasi ibu, apakan sering atau ada masalah
- eliminasi alvi :
untuk mengetahui frekuensi defekasi ibu
10.3 Pola istirahat
Untuk mengetahui
frekuensi/ waktu istirahat ibu, apakah cukup/kurang.
10.4 Pola personal
higyene
Untuk mengetahui
bagaimana ibu bisa menjaga kesehatan.
10.5 Pola
psikososial
Untuk mengetahui
apakah klien bisa menerima kehadiran bayinya.
10.6 Pola aktifitas
Untuk mengetahui
apa saja yang dilakukan oleh ibu sebelum/setelah MRS.
Data Obyektif
1.
Keadaan
umum
Kesadaran : composmentis/tidak
TTV : TD =. . . ( N = 90/60 – 130/90 mmHg )
N =. . . ( N = 60 – 100
x/menit )
S =. . . ( 36 – 37 oC
)
PR =. . . ( N = 18 – 24 x/m )
2.
Pemeriksaan
fisik
1.1 Inspeksi
1.1.1 Rambut : rontok/tidak – bersih/kotor
1.1.2 Muka : oedema/tidak – pucat/tidak
1.1.3 Mata : konjungtiva merah muda/tidak –
sklera putih/tidak
1.1.4 Hidung : polip/tidak – sumbatan/tidak
1.1.5 Mulut dan gigi : caries/tidak – stomatitis/tidak –
epolis/tidak
1.1.6 Leher : pembesaran kelenjar tiroid,
limfe, bendungan vena jugularis ada/tidak
1.1.7 Dada :
simetris/tidak
Payudara : colostrum ada/belum, puting
menonjol/tidak, hiperpigmentasi ada/tidak, benjolan/tidak, nyeri/tidak.
1.1.8 Abdomen : kontraksi, TFU, striae, linea, bekas
SC.
1.1.9 Anus :
hemorrhoid/tidak
1.1.10 Ekstremitas atas: simetris/tidak,
oedema/tidak
Bawah
: simetris/tidak, oedema/tidak, varices/tidak.
2.2 Palpasi
2.2.1 Leher :
pembesaran kelenjar tiroid/tidak, pembesaran kelenjar limfe/tidak, bendungan
vena jugularis
2.2.2 Payudara :ada
massa/tidak, nyeri tekan/tidak
2.2.3 Abdomen :TFU,
konsistensi
II. MENGINTERPRETASI DATA
Diagnosa.
PAPIAH post partum hari ke ........
Masalah
Berisi apa yang sedang dialami oleh ibu yang menjadi gangguan kenyamanan. Permasalahan yang dapat
terjadi pada wanita pospartum fisiologis :
1.
Cemas: Ibu merasa
takut luka jahitan tersebut akan sobek
Kebutuhan : Pengawasan involusi dan laktasi
Nutrisi, istirahat,
mobilisasi
III. MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Diagnosa potensial
1.
Infeksi
Perawatan luka perineum dan vulva higyene bisa mengurangi
kemungkinan infeksi.
2.
Perdarahan
Adanya perdarahan disekitar jahitan karena infeksi atau
robekan.
Masalah potensial : tidak ada
IV. MENETAPKAN
KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
V. RENCANA ASUHAN
1.
Jelaskan
hasil pemeriksaan kepada ibu
R/ Agar ibu mengetahui keadaan
dirinya setelah proses persalinan
2.
Observasi
TFU, TTV dan lochea
R/ Untuk mengantisipasi terjadinya
proses perdarahan post partum
3.
Jelaskan
kepada ibu tentang tanda bahaya nifas, yaitu perdarahan dan infeksi
R/ Untuk mengntisipasi tanda bahaya
nifas yang akan terjadi
4.
Berikan
HE kepada ibu tentang kebutuhan nutrisi ibu nifas
R/ Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
ibu nifas
5.
Jelaskan
kepada ibu untuk menjaga kebersihan daerah kemaluannya, yaitu dengan
membersihkan dari arah depan ke belakang dan mengganti pembalut 2-3 x/hari
R/ Untuk mengantisipasi terjadinya
infeksi pada luka perineum dan menjaga kebersihan genetalia
6.
Anjurkan
ibu untuk mobilisasi dini
R/ Mobilisasi dini dapat membantu
mempercepat penyembuhan luka perineum dan proses involusi
7.
Ajarkan
ibu cara menyusui yang benar dan berikan HE tentang ASI eksklusif
R/ Agar ibudapat mengetahui
pentingnya ASI Eksklusif dan dapat menyusui bayinya dengan baik sehingga
kebutuhan nutrisi bayinya dapat terpenuhi.
8.
Jelaskan
pada ibu tentang perawatan bayi seharĆ-hari dan perawatan tali pusat
R/ Agar ibu dapat melakukan
perawatan bayi sehari-hari dan perawatan tali pusat selama di rumah
9.
Berikan
HE lepada ibu tentang KB
R/ Penggunaan metode KB dibutuhkan
sebelum haid pertama kembali untuk mencegah kehamilan baru
10.
Diskusikan
dengan ibu untuk kembali kontrol 1 minggu lagi
R/ Untuk menjadwalkan kontrol post partum
VI. INPLEMENTASI
Merupakan
pelaksanaan yang sesuai dengan planning yang telah dibuat. Bidan dituntut untuk
melakukan tindakan kebiasaan secara mandiri, tetapi dalam pelaksanaannya bidan
harus melaksanakan kolaborasi. Pelaksanaan asuhan kebidanan selalu diupayakan
dalam waktu sesingkat dan seefisien mungkin.
VII. EVALUASI
Hasil
evaluasi merupakan langkah awal dari langkah identifikasi dan analisa selanjutnya
bila diperlukan. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk kegiatan asuhan lebih
lanjut atau sebagai bahan peninjau terhadap langkah di dalam proses manajemen
kebidanan, sebelumnya oleh karena tindakan yang dilakukan kurang berhasil.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
Tanggal pengkajian :
21 November 2010
Pukul :
09.30 WIB
Oleh :
Farah Abidah Rachmawati
3.1.1 Data Subyektif
3.1.1.1 Biodata
Nama Ibu : Ny. Camelia
|
Nama Suami : Tn. Suli
|
Umur : 26 tahun
|
Umur : 30 tahun
|
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
|
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
|
Agama : Islam
|
Agama : Islam
|
Pendidikan : SMP
|
Pendidikan : SMP
|
Pekerjaan : Swasta
|
Pekerjaan : Swasta
|
Alamat : Jln. Tembok Dukuh III/30
|
Alamat : Jln. Tembok Dukuh III/30
|
3.1.1.2 Keluhan
Ibu mengatakan payudara terasa penuh dan luka jahitan
pada kemaluan terasa sakit bila duduk atau bergerak
3.1.1.3 Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ibu tidak
mempunyai penyakit hipertensi, jantung, DM, hepatitis, asma, TBC, ginjal.
3.1.1.4 Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan
tidak mempunyai penyakit keluarga seperti asma, jantung, hipertensi, DM,
hepatitis, TBC, ginjal.
3.1.1.5 Riwayat Obstetri
1. Riwayat
kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
NO
|
Kehamilan
|
Persalinan
|
Nifas
|
Anak
|
|||||||||||
Suami ke-
|
Hamil ke-
|
Penyulit
|
UK
|
Penolong
|
Jenis
|
Penyulit
|
Penyulit
|
Sex
|
BB (gr)
|
Hdp umur
|
Mati umur
|
Lama menetek
|
|||
1
|
1
|
1
|
-
|
Aterm
|
Bidan
|
Spt B
|
-
|
-
|
Pr
|
3,1 kg
|
5 thn
|
-
|
1 thn
|
||
2
|
1
|
2
|
-
|
Aterm
|
dokter
|
Spt B
|
-
|
-
|
Pr
|
2,8 kg
|
3 thn
|
-
|
1 thn
|
||
3
|
n
|
I
|
F
|
A
|
s
|
i
|
N
|
i
|
2. Riwayat kehamilan dan persalinan sekarang
Tanggal Persalinan 21 November 2010
Pukul : 09.25 WIB
Tempat bersalin : RS Ibu dan Anak IBI Dupak Surabaya
Penolong persalinan : Bidan
Jenis persalinan : Spontan belakang kepala
9/12/2009 Kala
I : lamanya 12 jam
Kala II : Lamanya 50 menit
Kala III : Lamanya 5 menit
Placenta lengkap,uk: 13 x 14 x 16, berat: ±
500 gr, panjang tali pusat 50 cm.
Kalla IV : TFU 2 jari di bawah pusat
9/12/2009 pukul 09.25 WIB Bayi lahir spontan belakang
kepala
A – S : 7 – 8 Jenis
kelamin : Perempuan
BB : 3300 gram PB : 49 cm
Kelainan congenital : Tidak ada
3.1.1.6 Riwayat KB
Ibu belum pernah mengikuti KB
3.1.1.7 Keadaan psikososial
Ibu dan keluarga sangat senang atas kelahiran anak ketiga
ini
3.1.1.8 Latar belakang sosial budaya
Selama hamil ibu tidak minum obat-obatan, jamu, alkohol,
dan merokok.
3.1.1.9 Pola aktivitas sehari-hari
1. Pola nutrisi
Selama hamil : Ibu makan 3x/hari, porsi sedang : nasi,
lauk pauk, sayur, buah, dan susu 1 gelas, minum ± 6-8 gelas/hari air putih.
Setelah melahirkan : Ibu makan 3x/hari, porsi lebih
banyak : nasi lauk pauk, sayur, buah, dan susu, minum air putih 8-9 gelas/hari.
2. Pola eliminasi
Selama hamil : Ibu BAB 1x/hari, BAK ± 5-6 kali.
Setelah
melahirkan : BAB belum, BAK 3x/hari
3. Pola Aktifitas
Sebelum
melahirkan : Ibu biasa mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang ringan seperti
menyapu, memasak, mengepel.
Setelah melahirkan : Pekerjaan rumah tangga dibantu
suami, ibu sudah bisa jalan ke kamar mandi.
4. Pola Istirahat dan tidur
Selama hamil :
Ibu tidur malam sekitar 8-9 jam dan siang selama 1 jam.
Setelah melahirkan : Ibu mengatakan tidur malam 8 jam dan
tidak tidur siang.
5. Pola kebersihan diri
Ibu mandi sendiri ke kamar mandi, pembalut ganti 2x
sehari.
Ibu gosok gigi
2x sehari dan ganti pakaian 2x sehari.
3.1.2 Data obyektif
1. Pemeriksaan fisik khusus
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Compos mentis
- Keadaan emosional : Ibu senang dengan
kelahiran anaknya.
- TTV : TD : 110/80 mmHg S : 37 oC
N : 88 x/menit RR
: 22x/menit
- Konjungtiva :
merah muda, sklera : putih
- Bibir : mukosa
bibir lembab
- Lidah :
bersih, tidak pucat
- Ekstremitas
atas dan bawah : tidak oedem
- Abdomen :
linea nigra, tidak ada bekas SC
2. Pemeriksaan fisik umum
- Keadaan payudara
- Bentuk :
simetris, membesar
- Putting :
menonjol, areola menghitam
- Pengeluaran ASI : kolostrum dan ASI
sudah keluar
- Keadaan abdomen
TFU : 2 jari di bawah pusat
Konsistensi
: keras
- Kontraksi uterus : baik, uterus terletak di
tengah-tengah
- Kandung kemih : kosong, sudah BAK 1 kali
- Pengeluaran darah : warna merah segar, bau anyir, keadaan luka bersih, tidak oedem
- Keadaan vulva : bersih, tidak ada oedem
- Anus : tidak ada hemorroid
3. Pemeriksaan penunjang
Hasil
pemeriksaan lab : tidak ada
3.2 Menginterpretasi data
Diagnosa : P20002 post partum spontan belakang kepala
hari ke 0 dengan nyeri luka perineum dan payudara terasa penuh.
Masalah : Ibu
merasa cemas dan takut jika luka jahitan tersebut robek saat melakukan
aktivitas dan merasa tidak nyaman karena payudaranya terasa penuh.
Kebutuhan : pengawasan involusi, pengawasan manajemen
laktasi, kebutuhan nutrisi dan mobilisasi.
3.3 Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial
Diagnosa potensial : Infeksi, Perdarahan post partum
3.4 Menentukan kebutuhan tindakan segera
Tidak ada
3.5 Rencana asuhan
1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
R/ Agar ibu mengetahui keadaan dirinya setelah proses
persalinan
2.
Observasi
TFU, TTV dan perdarahan pada ibu
R/ Untuk
mengantisipasi terjadinya proses perdarahan post partum
3.
Anjurkan
ibu untuk mobilisasi dini
R/ Mobilisasi dini dapat membantu mempercepat penyembuhan
luka perineum dan proses involusi
4.
Berikan
HE kepada ibu tentang kebutuhan nutrisi ibu nifas
R/ Untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi ibu nifas
5.
Berikan
HE kepada ibu meliputi personal higiene dan sarankan ibu untuk ganti pembalut
minimal 3 x sehari
R/ Untuk mengurangi resiko infeksi pada luka jahitan
6.
Ajarkan
ibu cara menyusui yang benar dan berikan HE tentang ASI eksklusif
R/ Agar ibudapat mengetahui pentingnya ASI Eksklusif dan
dapat menyusui bayinya dengan baik sehingga kebutuhan nutrisi bayinya dapat
terpenuhi.
7.
Jelaskan
pada ibu tentang perawatan bayi seharĆ-hari dan perawatan tali pusat
R/ Agar ibu dapat melakukan perawatan bayi sehari-hari
dan perawatan tali pusat selama di rumah
8.
Berikan
HE lepada ibu tentang KB
R/ Penggunaan metode KB dibutuhkan sebelum haid pertama
kembali untuk mencegah kehamilan baru
9.
Ajarkan
pada ibu untuk melakukan massase pada perut.
R/ Untuk mencegah perdarahan post partum
3.6 Implementasi
Tgl
|
Pukul
|
Pelaksanaan
|
TTD
|
21/11/10
|
09.35 WIB
09.50 WIB
10.15 WIB
10.25 WIB
10.45 WIB
11.00 WIB
11.10 WIB
11.20 WIB
11.25 WIB
|
Menjelaskan
kepada ibu tentang kondisinya saat ini
Mengobservasi
TTV, TFU, dan perdarahan
TD : 110/80 mmHg
S : 37 oC
N : 88
x/menit RR : 22x/menit
TFU : 2 jari
bawah pusat
Perdarahan : 1
pembalut (± 40 cc)
Menganjurkan pada
ibu untuk mobilisasi dini
Memberikan HE
kepada ibu tentang kebutuhan nutrisi ibu nifas
Memberikan HE
kepada ibu meliputi personal hygiene dan sarankan pada ibu untuk ganti
pembalut minimal 3 kali sehari
Mengajarkan ibu
cara menyusui yang benar dan berikan HE tentang ASI eksklusif
Mengajarkan ibu
tentang perawatan bayi sehari-hari dan perawatan tali pusat
Berikan HE kepada
ibu tentang KB
Mengajarkan pada
ibu untuk melakukan massage pada perut
|
3.7 Evaluasi
Tanggal : 21
November 2010 Pukul
: 12.00 WIB
S : Ibu mengatakan
nyeri sudah agak berkurang
O : Keadaan umum :
Baik
TD : 110/70 mmHg N
: 76 x/menit
S :
36,5 oC RR
: 24 x/menit
TFU : 2 jari bawah pusat
Kontraksi : baik Konsistensi : Keras
Darah :
Merah segar
Miksi :
lancar 5 x/hari, warna jernih
Defekasi :
Ibu belum BAB
A : P20002 post
partum fisiologis hari ke 0 dengan nyeri pada luka perineum
P : Observasi
involusi dan laktasi
Pemenuhan kebutuhan nutrisi
Follow up 21 November 2010 pukul 09.00 WIB
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Masa nifas dimulai setelah partus selesai &
berakhir kira-kira 6 minggu, akan tetapi seluruh alat genital baru pulih
kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Sarwono P. 2005:
237).
Masa nifas adalah masa pemulihan mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil
(Mochtar, 1998). Banyak masalah yang ditimbulkan dari ibu nifas fisiologis
yaitu nyeri pada perineum, sakit kepala, mules-mules, sampai akhirnya gangguan
kebutuhan pemenuhan istirahat. Juga perlu dikaji kebutuhan dasar untuk ibu
nifas meliputi kebersian diri, mobilisasi dini, gizi, dan perawatan payudara
maupun laktasi.
Oleh karena itu hal yang terpenting bagi ibu nifas
fisiologis bukan hanya banyak istirahat, namun juga bertahap melakukan
mobilisasi dini agar ibu kembali normal menjadi sehat seperti semula.
Setelah melakukan Asuhan
Kebidanan pada Ny "L" P10001 post partum hari ke 1 dengan persalinan
spontan belakang kepala terdapat beberapa kesimpulan, antara lain :
1. Data Subyektif, keluhan
utama : ibu mengeluh nyeri pada perutnya pada teori menjelaskan ibu post partum
akan mengalami yeri atau mules-mules yang disebabkan oleh karena kontraksi
rahim yang berlangsung post partum hingga 2-4 hari post partum. Sehingga pada
keluhan utama terdapat kesesuaian antara teori dan kasus
2. Data Obyektif, pada
pemerikaan fisik ibu ditemukan data : tinggi fundus uteri 2 jari bawah pusat.
Pada teori menyebutkan bahwa tinggi fundus uteri hari pertama post partum
adalah setinggi pusat, sehingga pada tinggi fundus uteri tidak trdapat kesesuaian
antara teori dan kasus.
3. Planning, terdapat
kesesuaian antara teori dan kasus yaitu melakukan pemeriksaan kontraksi uterus,
lochea, dan laktasi.
Berdasarkan uraian diatas
dapat disimpulkan bahawa post partum pada kasus termasuk post partum yang fisiologis.
1.2 Saran
Penulis
berharap agar literatur yang ada bisa ditambahkan dengan literatur yang baru
agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul, 2007. Asuhan Persalinan Normal.
Jakarta :(JNPK-KP POGI) dan JHPIEGO Corporation
Bagian Obstetri dan Ginekologi Fak.Kedokteran
UNPAD. 1983. obstetri Fisiologi. bandung: Elemon
Bohak, dkk, 2006. Buku Ajar Keperawatan
Maternitas. Jakarta : EGC
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. 2002. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
http://blogger.com/bambangwidjanarko/fisiologi-masa-nifas/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar