31 Maret 2015

Leaflet dan SAP Perkembangan Psikologi Remaja

Klik Link di Bawah ini untuk download
SAP Perkembangan Psikologi Remaja
Leaflet Perkembangan Psikologi Remaja



SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik              : Perkembangan Psikologi Remaja
Sasaran          : Siswa Kelas VIII SMPN 21 Surabaya
Tempat           : Aula SMPN 21 Surabaya
Hari/Tanggal : Jumat, 25 April 2014
Waktu            : 09.00 WIB – 10.30 WIB

1.        Latar Belakang Masalah
Remaja merupakan periode transisi perkembangan dari anak ke masa dewasa. Pada masa ini mulai terjadi perkembangan – perkembangan baik fisik maupun psikologis dari keadaan anak – anak menuju kondisi dewasa. Perkembangan dan perubahan fisik sertapsikologis yang terjadi, menyebabkan remaja ingin mengetahui siapa dirinya, apa bakatnya, bagaimana mencapai cita - citanya. Baik remaja perempuan ataupun pria memiliki perasaan yang hampir sama dalam menghadapi perkembangan psikologisnya. Antara lain merasa gelisah, resah, ada konflik batin dengan orang tua, minat meluas, tidak menetap, pergaulan, mulai berkelompok, tetapi sering muncul perasaan asing, mulai mengenal lawan jenis, serta tidak stabilnya prestasi belajar.
Remaja merupakan masa – masa kritis terhadap kematangan psikologis manusia. Berbagai masalah yang sering terjadi pada masa remaja, seringkali membuat remaja terjebak pada situasi yang membuat remaja tersebut kehilangan masa depan. Hal ini terjadi karena banyak remaja yang belum mengerti perubahan - perubahan yang terjadi pada dirinya, sehingga mereka mencoba mencari informasi tanpa mengetahui kebenaran sumber informasi tersebut.
Penyuluhan ini memberikan informasi kepada para peserta sehingga dapat mengetahui perubahan – perubahan psikologis yang terjadi dan dapat mengidentifikasi pemecahan dari permasalahan yang sering terjadi.

2.        Tujuan
2.1    Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penjelasan tentang perkembangan psikologis remaja, diharapkan peserta dapat  mengetahui tentang perubahan – perubahan psikologis yang terjadi pada masa remaja sehingga dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut serta remaja mampu menghadapi masalah yang biasa terjadi pada masa remaja.
2.2    Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penjelasan tentang perkembangan psikologis remaja, peserta diharapkan dapat :
1.    Menjelaskan perubahan psikologis yang terjadi pada masa remaja
2.    Mengetahui masalah – masalah psikologis yang umum terjadi pada remaja
3.    Mengetahui penyelesaian dari masalah yang akan dihadapi

3.        Materi
a.    Pengertian Remaja
b.    Ciri Kejiwaan dan Psikososial pada Remaja Secara Umum
c.    Perubahan / Perkembangan Psikologi Spesifik yang Terjadi Pada Remaja
d.   Karakteristik dan Permasalahan pada Remaja
e.    Solusi Permasalahan yang Dihadapi Remaja

4.        Metode
a.    Ceramah
b.    Diskusi & Tanya jawab

5.        Media
  1. Laptop & LCD / Flipchart
  2. Leaflet

6.        Pengorganisasian
Pembimbing                       : Miatuningsih, Dip.Mw., S.Pd 
Penyaji                               : Fitria Ardiyani, Naisy’atul Kameilia, Alifia Candra Puriastuti
Moderator                          :  Dewi Angga Purnamasari
Observer                            :  Rima Nur Khasanah
                                             Dewi Masyithoh
                                             Fitriani Puspayanti
Fasilitator                           :  Shoimatul Fadhillah
                                             Irma Sari Fitriana
                                             Angkit Ayu Primarela

Job Description
1. Moderator   :    Mengarahkan jalannya acara
2. Penyaji        :    Menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab pertanyaan
3. Fasilitator    :    Membantu mengarahkan peserta untuk bergerak secara aktif dalam  diskusi     
4. Observer     : Mengamati dan mencatat proses jalannya penyuluhan, mengevaluasi jalannya penyuluhan

7.        Kegiatan Penyuluhan
No.
Waktu
Kegiatan Penyuluh
Kegiatan Peserta
1.
Pembukaan
09.00 – 09.10
(10 menit)
1.   Salam
2.   Memperkenalkan diri
3.   Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
4.   Melakukan kontrak waktu
5.   Menyebutkan materi yang akan disampaikan


Menjawab salam, mendengarkan, dan memberikan respon
2.
Pelaksanaan
09.10 – 10.00
(50 menit)
1.   Menjelaskan definisi remaja
2.   Menjelaskan ciri kejiwaan dan psikososial pada remaja secara umum
3.   Menjelaskan perubahan – perubahan psikologis yang terjadi pada masa remaja
4.   Menyebutkan masalah – masalah yang sering terjadi pada masa remaja
5.   Mengajak peserta untuk berdiskusi menyelesaikan masalah – masalah yang sering terjadi pada remaja
6.   Menjelaskan solusi dari permasalahan yang sering terjadi pada remaja
1.   Mendengarkan dan memperhatikan materi penyuluhan



2.   Mengikuti diskusi secara aktif
3.
Evaluasi
10.00 – 10.20
(20 menit)
1.   Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
2.   Memberikan pertanyaan (umpan balik) mengenai:
·   Perubahan – perubahan pada masa remaja
·   Permasalahan yang sering terjadi pada masa remaja
·   Cara penyelesaian masalah – masalah pada masa remaja
1.   Bertanya


2.   Menjawab pertanyaan oleh penyuluh
4.
Penutup
10.20 – 10.30
(10 menit)
1.   Membacakan kesimpulan
2.   Membagikan leafleat
3.   Mengucapkan salam
1.   Mendengarkan dan memperhatikan
2.   Menjawab salam

8.        Kriteria Evaluasi
a.    Evaluasi Struktur
·      Peserta hadir di tempat penyuluhan tepat waktu
·      Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Aula SMPN 21 Surabaya
b.    Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan sesuai dengan perencanaan
c.    Evaluasi Proses
·      Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
·      Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
d.   Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus

Lampiran Materi

PERKEMBANGAN PSIKOLOGI REMAJA

1.        Definisi
Perkembangan psikologis adalah suatu perkembangan pada diri manusia yang berkaitan dengan aspek kejiwaan terkait di dalamnya adalah aspek emosi, mental, kemauan dan keadaan moral seperti dikemukakan oleh Sri Rumini, dkk (1993) disimpulkan bahwa perkembangan psikologis adalah suatu proses perubahan yang progresif berdasarkan pertumbuhan kematangan dan belajar atau pengalaman dengan cara mengaktualisasi diri secara memuaskan.
Sedangkan pendapat tentang usia remaja sendiri bervariasi antara beberapa ahli, organisasi,atau lembaga kesehatan. Usia remaja merupakan periode transisi perkembangan dari anak ke masa dewasa yaitu usia antara 10-24 tahun. Secara etimiologi, remaja berarti “tumbuh menjadi dewasa”. Remaja adalah mulai dewasa sudah sampai umur untuk kawin (KBBI, 2001).
Definisi remaja (adolesecence) menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah periode usia antara 10-19 tahun, sedangkan menurut PBB menyebut kaum muda (youth) untuk usia antara 15-24 tahun. Sementara itu, menurut The Health Resource and Services Administrations Guidelines Amerika Serikat, rentang usia remaja adalah 11-21 tahun dan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu remaja awal (11-14 tahun), remaja menengah (15-17 tahun), dan remaja akhir (18-21 tahun). Definisi ini kemudian disatukan dalam terminologi kaum muda (young people)yang mencakup usia 10-24 tahun (Kusmiran,2011).
Menurut Kusmiran (2011), definisi remaja sendiri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang yaitu:
1)   Secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia anatara 11-12 tahun samapai 20-21 tahun;
2)   Secara fisik, remaja ditandaioleh ciri perubahan pada penampilan fisik, fungsi fisiologis, terutama yang terkait dengan kelenjar seksual;
3)   Secara psikologis remaja merupakan masa dimana individu mengalami peruabahan- perubahan dalam aspek kognitif, emosi, sosial, dan moral diantara masa anak-anak menuju masa dewasa.



Pada masa remaja, menurut Soetjiningsih (2004), anak remaja akan dihadapkan pada dua tugas utama, yaitu:
1)   Mencapai ukuran kebebasan atau kemandirian dari orangtua
2)   Membentuk identitas untuk tercapainya integrasi diri dan kematangan pribadi.
Selain itu, masih ada 8 tugas perkembangan lain pada masa remaja, yaitu:
1) Memperluas hubungan antar pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa
2) Memperoleh peranan sosial
3) Menerima keadaan tubuhnya dan menggunakannya secara efektif
4) Memperoleh kebebasan emosional dari orangtua
5) Mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri
6) Memiliki dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan
7) Mempersiapkan diri untuk perkawinan dan kehidupan berkeluarga
8) Mengembangkan dan membentuk konsep-konsep moral.

2.        Perkembangan Psikologis Remaja
2.1  Perkembangan Psikologis Remaja Secara Umum
Perkembangan psikologis pada masa remaja yang merupakan masa transisi dari periode anak ke dewasa menurut G.W. Allport (dalam Sarwono, 2006) menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut:
1)    Pemekaran diri sendiri (extension of the self) yang ditandai dengan kemampuan seorang untuk menganggap orang atau hal lain sebagai bagian dari diri sendiri juga. Perasaan egoisme (mementingkan diri sendiri) berkurang sebaliknya tumbuh perasaan ikut memiliki, salah satu tanda yang khas adalah tumbuhnya kemampuan untuk mencintai orang lain dan alam sekitarnya. Kemampuan untuk bertenggang rasa dengan orang yang dicintainya untuk ikut merasakan penderitaan yang dialami oleh orang yang dicintainya, menunjukkan adanya tandatanda kepribadian dewasa (mature personality) ciri lain adalah berkembangnya ego ideal berupa cita-cita, idola dan sebagainya yang menggambarkan wujud ego (diri sendiri) di masa depan.
2)   Kemampuan untuk melihat diri sendiri secara obyektif (self objectivication) ditandai dengan kemampuan untuk mempunyai wawasan tentang diri sendiri (self insight) dan kemampuan untuk menangkap humor (sense of humor) terrmasuk yang menjadikan dirinya sendiri sebagai sasaran.ia tidak marah jika dikritik pada saaat-saat yang yang diperlukan ia dapat melepaskan diri dari dirinya sendiri dan meninjau dirinya sendiri sebagai orang luar.
3)   Memiliki falsafah hidup tertentu (unifying philosophy of life). Hal itu dapat dilakukan tanpa perlu merumuskannnya dan mengucapkankannya dalam kata-kata. Orang yang sudah dewasa tahu dengan tepat tempatnya dalam rangka susunan objek-objek lain di dunia. Ia tahu kedudukannnya dalam masyarakat., ia paham bagaimana seharusnya ia bertingkah laku dalam kedudukan tersebut. Dan ia berusaha mencari jalannya sendiri menuju sasaran yang ia tetapkan sendiri. Orang seperti ini tidak lagi mudah terpengaruh dan pendapatnya serta sikap-sikapnya cukup jelas dan tegas.

Terdapat dua konsep perkembangan remaja, yaitu nature dan nurture. Konsep nature mengungkapkan bahwa masa remaja adalah masa badai dan tekanan. Periode perkembangan ini individu banyak mengalami gejolak dan tekanan karena perubahan yang terjadi dalam dirinya. Konsep nurture menyatakan tidak semua remaja mengalami masa badai dan tekanan tersebut. Hal tersebut tergantung pada pola asuh dan lingkungan dimana remaja itu tinggal.
Ciri kejiwaan dan psikososial remaja menurut Kusmiran (2011), antara lain :
1.    Usia Remaja Muda (12-15 tahun)
·      Sikap protes terhadaporang tua
Remaja pada usia ini cenderung tidak menyetujui nilai-nilai hidup yang diajarkan orangtuannya, sehingga lebih sering menunjukkan sikap protes. Mereka berusaha mencari identitas diridan sering kali disertai dengan menjauhkan diri dari orangtuanya. Dalam upaya pencarian identitasdiri, remaja cenderung melihat kepada tokoh-tokoh diluar lingkungan keluarganya, yaitu:guru, figure ideal yang terdapat difilm atau tokoh idola.
·      Preokupasi dengan badan sendiri
Tubuh seorang remaja pada usia ini mengalami perubahan yang cepat sekali.perubahan-perubahan ini menjadi perhatian khusus bagi diri remaja.
·      Kesetiakawanan dengan kelompok seusia
Para remaja pada kelompok umur ini merasakan keterikatan dan kebersamaan dengan sekelompok usia dalam upaya mencaripersamaan nasib. Hal ini tercermin dalam cara berprilaku social.
·      Kemampuan untuk berpikir secara abstrak
Daya kemampuan berpikir seorang remaja mulaiberkembang dan dimanifestasikan dalam bentukdiskusi untuk mempertajam kepercayaan diri.
·      Perilaku yang labil dan berubah-ubah
Remaja sering memperlihatkan perilaku yang berubah–ubah, pada suatu waktu tampak bertanggung jawab, tapi pada waktu lain tampak masa bodoh. Perilaku demikian menunjukkan bahwa dalam diri remaja terdapat konflik yang memerlukan penanganan dan pengertian secara bijaksana.
2.    Usia Remaja Penuh (16-19 tahun)
·      Kebebasan dari orang tua
Remaja mulai merasakan kebebasan,tetapijuga merasa kurang menyenangkan. Timbul kebutuhan untuk terikat dengan orang lain melalui ikatan cinta yang stabil.
·      Ikatan terhadap pekerjaan dan tugas
Seringkali remaja menunjukkan minat pada suatu tugas tertentu yang ditekuni secara mendalam. Mulai mengembangkan cita-cita dan mulai memikirkan melanjutkan sekolah atau bekerja.
·      Pengembangan nilai oral dan etis yang mantap. Remaja mulai menyusun nilai-nilai moral dan etis sesuai dengan cita-citanya.
·      Pengembangan hubungan pribadi yang labil. Adanya tokoh panutan atau hubungan cinta yang stabil menyebabkan terbentuknya kestabilan pada diri remaja.
·      Penghargaan kembali pada orang tua dalam kedudukan yang sejajar

Selain itu, menurut Zulkifli (2006), masa remaja dapat dibagi dalam 2 periode yaitu:
1. Periode Masa Puber usia 12-18 tahun:
a. Masa Pra Pubertas: peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas. Cirinya:
- Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi
- Anak mulai bersikap kritis
b. Masa Pubertas usia 14-16 tahun: masa remaja awal. Cirinya:
- Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya
- Memperhatikan penampilan
- Sikapnya tidak menentu/plin-plan
- Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib
c. Masa Akhir Pubertas usia 17-18 tahun: peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen. Cirinya:
- Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai sepenuhnya
- Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria
2. Periode Remaja Adolesen usia 19-21 tahun
Merupakan masa akhir remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini adalah:
- Perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis
- Mulai menyadari akan realitas
- Sikapnya mulai jelas tentang hidup
- Mulai nampak bakat dan minatnya

2.2    Perkembangan Psikologi Remaja Secara Khusus
a.    Perkembangan Kognitif Psikologi Remaja
Pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan pada usia 12–20 thn secara fungsional, perkembangan kognitif (kemampuan berfikir) remaja dapat digambarkan sebagai berikut
·      Secara intelektual remaja mulai dapat berfikir logis tentang gagasan abstrak
·      Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membuat rencana, strategi, membuat keputusan-keputusan, serta memecahkan masalah
·      Sudah mampu menggunakan abstraksi-abstraksi, membedakan yang konkrit dengan yang abstrak
·      Munculnya kemampuan nalar secara ilmiah, belajar menguji hipotesis
·      Memikirkan masa depan, perencanaan, dan mengeksplorasi alternatif untuk mencapainya psikologi remaja
·      Mulai menyadari proses berfikir efisien dan belajar berinstropeksi
·      Wawasan berfikirnya semakin meluas, bisa meliputi agama, keadilan, moralitas, dan identitas (jati diri)

b.  Perkembangan Emosi Psikologi Remaja

Remaja mengalami puncak emosionalitasnya, perkembangan emosi tingkat tinggi. Perkembangan emosi remaja awal menunjukkan sifat sensitif, reaktif yang kuat, emosinya bersifat negatif dan temperamental (mudah tersinggung, marah, sedih, dan murung). Sedangkan remaja akhir sudah mulai mampu mengendalikan-nya. Remaja yangberkembang di lingkungan yang kurang kondusif, kematangan emosionalnyaterhambat. Sehingga sering mengalami akibat negatif berupa tingkah laku “salah suai”, misalnya : psikologi remaja
1) Agresif : melawan, keras kepala, berkelahi, suka menggangu dan lain-lainnya
2)  Lari dari kenyataan (regresif) : suka melamun, pendiam, senang menyendiri, mengkonsumsi obat penenang, minuman keras, atau obat terlarang
Sedangkan remaja yang tinggal di lingkungan yang kondusif dan harmonis dapat membantu kematangan emosi remaja menjadi :
1) Adekuasi (ketepatan) emosi : cinta, kasih sayang, simpati, altruis (senang menolong), respek (sikap hormat dan menghormati orang lain), ramah, dan lain-lainnya
2) Mengendalikan emosi : tidak mudah tersinggung, tidak agresif, wajar, optimistik, tidak meledak-ledak, menghadapi kegagalan secara sehat dan bijak
c. Perkembangan Moral Psikologi Remaja
Remaja sudah mampu berperilaku yang tidak hanya mengejar kepuasan fisik saja, tetapi meningkat pada tatanan psikologis (rasa diterima, dihargai, dan penilaian positif dari orang lain). psikologi remaja
d. Perkembangan Sosial Psikologi Remaja
Remaja telah mengalami perkembangan kemampuan untuk memahami orang lain (social cognition) dan menjalin persahabatan. Remaja memilih teman yang memiliki sifat dan kualitas psikologis yang relatif sama dengan dirinya, misalnya sama hobi, minat, sikap, nilai-nilai, dan kepribadiannya.
Perkembangan sikap yang cukup rawan pada remaja adalah sikap comformity yaitu kecenderungan untuk menyerah dan mengikuti bagaimana teman sebayanya berbuat. Misalnya dalam hal pendapat, pikiran, nilai-nilai, gaya hidup, kebiasaan, kegemaran, keinginan, dan lain-lainnya.
e.  Perkembangan Kepribadian Psikologi Remaja
Isu sentral pada remaja adalah masa berkembangnya identitas diri (jati diri) yang bakal menjadi dasar bagi masa dewasa. Remaja mulai sibuk dan heboh dengan problem “siapa saya?” (Who am I ?). Terkait dengan hal tersebut remaja juga risau mencari idola-idola dalam hidupnya yang dijadikan tokoh panutan dan kebanggaan. Faktor-faktor penting dalam perkembangan integritas pribadi remaja (psikologi remaja) adalah :
1) Pertumbuhan fisik semakin dewasa, membawa konsekuensi untuk berperilaku dewasa pula
2) Kematangan seksual berimplikasi kepada dorongan dan emosi-emosi baru
3) Munculnya kesadaran terhadap diri dan mengevaluasi kembali obsesi dan cita-citanya
4) Kebutuhan interaksi dan persahabatan lebih luas dengan teman sejenis dan lawan jenis
5) Munculnya konflik-konflik sebagai akibat masa transisi dari masa anak menuju dewasa. Remaja akhir sudah mulai dapat memahami, mengarahkan, mengembangkan, dan memelihara identitas diri
Tindakan antisipasi remaja akhir adalah:
1) Berusaha bersikap hati-hati dalam berperilaku dan menyikapi kelebihan dirinya
2) Mengkaji tujuan dan keputusan untuk menjadi model manusia yang diidamkan
3) Memperhatikan etika masyarakat, kehendak orang tua, dan sikap teman-temannya
4) Mengembangkan sikap-sikap pribadinya
f. Perkembangan Kesadaran Beragama
Iman dan hati adalah penentu perilaku dan perbuatan seseorang. Bagaimana perkembangan spiritual ini terjadi pada psikologi remaja? Sesuai dengan perkembangannya kemampuan kritis psikologi remaja hingga menyoroti nilai-nilai agama dengan cermat. Mereka mulai membawa nilai-nilai agama ke dalam kalbu dan kehidupannya. Tetapi mereka juga mengamati secara kritis kepincangan-kepincangan di masyarakat yang gaya hidupnya kurang memedulikan nilai agama, bersifat munafik, tidak jujur, dan perilaku amoral lainnya. Di sinilah idealisme keimanan dan spiritual remaja mengalami benturan-benturan dan ujian

3.        Permasalah pada Masa Remaja
Beberapa permasalahan yang sering terjadi pada remaja, antara lain:
a.    Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar dari para remaja terlihat dari menurunnya prestasi. Sebenarnya kesulitan belajar dan berprestasi yang lebih dapat dilakukan remaja apabila dia mau sungguh-sungguh untuk mengatasi kesulitannya. Faktor penyebab kesulitan belajar remaja yaitu kondidi fisio-logis, kepribadian, daya intelektual, aktivitas remaja, dan sosio-ekonomi. Adapun dampak buruk dari kesulitan belajar adalah Under achieve.
b.    Kesulitan Bergaul
Sebenarnya, pergaulan merupakan media dalam mencapai suatu keberhasilan. Akibat buruk dari kesulitan bergaul yaitu berorientasi pikiran sempit dan tidak objektif, sulit memberikan dan menerima pendapat orang lain,  bertingkah laku serba salah atau kaku, berprasangka buruk hubungan personal dan apatis, menarik diri dan kurang partisipasi dalam kegiatan sosial.
c.    Kesulitan Hubungan Keluarga
Ketidakmatangan remaja membina hubungan harmonis dengan keluarga terlihat dari frekuensi pertengkaran sesama anggota keluarga, mengkritik, dan membuat komentar yang merendahkan penampilan atau perilaku anggota keluarga lainnya. Hubungan keluarga yang buruk juga bisa berkembang keluar rumah seperti ketidakmatangan menyesuaikan diri. Dampak ketidakmampuan menyesuaikan diri antara lain :
·      Tidak bertanggung jawab dan mengabaikan tanggung jawab.
·      Mencari kebebasan dan dukungan sosial dari kelompoknya.
·      Sikap agresif dan percaya diri, namun mudah menyerah.
·      Merasa kurang aman sehingga patuh pada standar kelompok.
·      Merasa ingin pulang bila jauh dari lingkungan yang tak dikenal.
·      Banyak mengkhayal, perilaku regresi akibat kurang perhatian.
·      Suka memakai defence mechanism; rasionalisasi atau proyeksi
d.   Perilaku Moral
Ketidak-matangan moral remaja terlihat dari tingkat pelanggaran pada peraturan keluarga atau lingkungan, membenarkan setiap perbuatan yang salah, kenakalan remaja (berkelahi atau tawuran), sikap antisosial, (merusak, perilaku kriminal, merampok, atau menggunakan narkoba).
e.    Perilaku Agresi
Karakteristik dari perilaku agresi remaja antara lain :
·      Perilaku agresi yang bersifat verbal, seperti memaki, mencaci, mengejek, berbohong, dan menghina.
·      Perilaku agresi yang bersifat nonverbal, seperti mencuri tanpa atau dengan menyerang terhadap orang lain atau anggota keluarga, kabur dari rumah, dengan sengaja melakukan pembakaran, bolos sekolah dan membuat onar, berkelahi, menyiksa teman atau anggota keluarganya (Kusmiran, 2011).

Gunarsa (1989) juga merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:
1.      Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
2.      Ketidakstabilan emosi.
3.      Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
4.      Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
5.      Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua.
6.      Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
7.      Senang bereksperimentasi.
8.      Senang bereksplorasi.
9.      Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
10.  Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.

4.        Memfasilitasi Perkembangan Remaja
Dalam menghadapi permasalahannya, remaja memerlukan bantuan dan fasilitas dari dirinya sendiri maupun orang – orang disekitarnya. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk memfasilitasi perkembangan remaja dapat dilakukan oleh remaja itu sendiri, dan oleh orang tua/keluarganya.
1)   Cara-cara yang Dilakukan Remaja
a.    Diskusikan dengan remaja mengenai ciri-ciri perkembangan psikososial remaja yang normal dan menyimpang.
b.    Diskusikan cara-cara untuk mencapai perkembangan psikososial yang normal, yaitu :
·      Anjurkan remaja untuk berinteraksi dengan orang lain yang membuat mereka nyaman untuk mencurahkan perasaan, perhatian, dan kekhawatiran.
·      Anjurkan remaja untuk mengikuti organisasi yang mempunyai kegiatan positif (olahraga, kesenian, pramuka, pengajian, dan lain sebagainya)
·      Anjurkan remaja untuk melakukan kegiatan di rumah sesuai dengan perannya.
c.    Bimbing dan motivasi remaja dalam membuat rencana kegiatan dan melaksanakan rencana yang telah dibuatnya.
d.   Jika remaja mengalami penyimpangan perkembangan, misalnya bingung peran, maka:
·      Diskusikan aspek positif/kelebihan yang dimiliki remaja
·      Bantu remaja mengidentifikasi berbagai peran yang dapat ditampilkan remaja dalam kehidupannya.
·      Diskusikan penampilan peran yang terbaik untuk remaja.
·      Bantu remaja untuk mengidentifikasi perannya di keluarga.
2)   Beberapa cara yang perlu diajarkan kepada orang tua/keluarga dalam rangka memfasilitasi perkembangan remaja adalah sebagai berikut.
a.    Jelaskan tentang ciri-ciri perkembangan remaja yang normal dan menyimpang.
b.    Jelaskan cara yang dapat dilakukan orang tua / keluarga untuk memfasilitasi perkembangan remaja yang normal, dengan cara :
·      Fasilitasi remaja untuk berinteraksi dalam kelompok sebaya.
·      Anjurkan remaja untuk bergaul dengan orang lain yang membuat remaja nyaman mencurahkan perasaan, perhatian, dan kekhawatirannya.
·      Anjurkan remaja untuk mengikuti organisasi yang mempunyai kegiatan positif.
·      Berperan sebagai teman berbagi cerita bagi remaja.
·      Berperan sebagai contoh peran (role model) bagi remaja dalam melakukan interaksi sosial yang baik.
·      Berikan lingkungan yang nyaman bagi remaja untuk melakukan aktivitas bersama kelompoknya.
·      Membimbing remaja dalam menentukan rencana masa depannya.
DAFTAR PUSTAKA


Gunarsa, S. D. 1989. Psikologi Perkembangan: Anak dan Remaja. Jakarta: BPK. Gunung Mulia
Kusmiran, Eny. 2011. Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika
Mansur, Herawati. 2009. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2006. Psikologi Remaja. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung Seto
Rumini, Sri, dkk. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Unit Percetakan dan. Penerbitan (UPP) IKIP Yogyakarta.
Zulkifli. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar