31 Maret 2015

Contoh Analisa Experimental Learning Theory dalam Kesehatan



Penjabaran Kasus Peralihan Metode Kontrasepsi Suntik ke Metode Intra Uterine Device (IUD) dengan Analisa Experimental Learning Theory



Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Perilaku
Dosen : Siti Pariani, dr., MS., M.Sc., Ph.D.






 

Disusun Oleh :

1.      Fitriani Puspayanti                      011311223013
2.      Irma Sari Fitriana                        011311223014
3.      Dewi Angga Purnamasari           011311223015
4.      Angkit Ayu Primarela                 011311223016
5.      Bunga Marlina                            011311223017
6.      Gebby Putri Mayangsari             011311223018



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN
FAKULTAS  KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2013


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat limpahan rahmat serta hidayahnya-lah kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Penjabaran Kasus Peralihan Metode Kontrasepsi Suntik ke Metode Intra Uterine Device (IUD) dengan Analisa Experimental Learning Theory” ini dengan tepat waktu.
Selain bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Perilaku, makalah ini juga disusun dengan maksud agar pembaca dapat memperluas ilmu dan pengetahuan tentang bagaimana pembentukan dan perubahan perilaku khususnya tentang experimental learning theory serta bagaimana aplikasinya terhadap perilaku kesehatan pada kasus peralihan metode kontrasepsi suntik ke IUD.
Kami juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Ibu Siti Pariani, dr., MS., M.Sc., Ph.D selaku dosen / tim pengajar mata kuliah ilmu perilaku yang telah membimbing kami. Tak lupa pula ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kritik dan saran yang membangun selalu kami harapkan demi penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca dan dapat bermanfaat bagi kita semua.


Surabaya , Desember 2013
Tim Penulis



DAFTAR ISI


Halaman :

Kata pengantar...................................................................................................... i
Daftar isi................................................................................................................ ii


BAB 1 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3  Tujuan Penulisan................................................................................. 2
1.4  Manfaat Penulisan............................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1  Batasan Perilaku.................................................................................. 4
2.2    Perilaku Kesehatan............................................................................. 5
2.3    Perubahan Perilaku Sehat................................................................... 6
2.4    Proses Terjadinya Perubahan Perilaku................................................ 7
2.5    Teori Perubahan Perilaku – Experimental Learning Theory............... 8
2.5.1        Definisi Experimental Learning Theory................................. 8
2.5.2        Konsep Model Experimental Learning................................... 8
2.5.3        Tahapan Experimental Learning Theory................................. 9

BAB 3 PEMBAHASAN
            3.1  Contoh Kasus..................................................................................... 12
            3.2  Analisa Kasus..................................................................................... 13

BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan.......................................................................................... 15
4.2 Saran.................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 17



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Adapun perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang atau organisme terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman serta lingkungan. Untuk menghasilkan pembentukan dan perubahan perilaku ke arah positif maka diperlukan sebuah proses belajar yang merupakan istilah kunci paling vital. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai dispilin ilmu. Disitulah letak pentingnya manusia sebagai makhluk yang berpikir untuk terus belajar, baik itu belajar secara kelembagaan formal maupun belajar dari pengalaman yang pernah dan akan dialami.
   Tujuan dari belajar bukan semata-mata berorientasi pada penguasaan materi dengan menghapal fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau pelajaran. Lebih jauh daripada itu, orientasi sesungguhnya dari proses belajar adalah memberikan pengalaman untuk jangka panjang yang dapat berguna bagi masyarakat itu sendiri dalam menentukan perilaku yang akan mereka lakukan. Proses pembelajaran berlangsung secara alamiah melalui pegalaman-pengalaman konkret yang nantinya akan dianalasis hingga menjadi sebuah perubahan perilaku.
   Dalam meningkatkan kepedulian sangat penting agar individu mampu bersikap secara efektif dan dapat diterima dengan baik di lingkungan sosialnya. Dalam teknik penerapan tersebut, hendaknya mengandung unsur-unsur yang terdiri dari unsur-unsur afektif (feeling), kognitif (thinking), dan konasi (doing). Unsur-unsur tersebut akan membentuk pemahaman yang integral dalam diri pribadi seseorang dalam berperilaku. Terdapat berbagai teori yang menjabarkan tentang perubahan perilaku. Salah satu teori yang menjelaskan proses perubahan perilaku yaitu experimental learning theory.
   Dalam model ini terdapat proses transfer of learning yaitu keterampilan individu mengontrol pengetahuan yang diperoleh untuk diaplikasikan dalam masalah baru. Menurut Gagne (1974) individu yang memiliki keterampilan ini, dikatakan memiliki strategi kognitif, yaitu kemampuan internal seseorang yang terorganisasi yang dapat membantu dalam proses belajar, proses berpikir, memecahkan masalah dan mengambil keputusan. Proses dengan menggunakan strategi kognitif merupakan proses reflection in action, yang didasarkan pada teori experimental learning (Pannen, 1996).

1.2         Rumusan Masalah
   Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan di atas, maka rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.    Apa yang dimaksud dengan perilaku?
2.    Apa yang dimaksud dengan perilaku kesehatan?
3.    Apa saja batasan perilaku kesehatan?
4.    Apa yang dimaksud dengan experimental learning theory?
5.    Bagaimana mengaplikasikan experimental learning theory ke dalam sebuah contoh kasus?

1.3         Tujuan Penulisan
1.3.1   Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu perilaku dan sebagai upaya dalam mengembangkan pola pikir ilmiah untuk memecahkan masalah perilaku masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan.
1.3.2   Tujuan Khusus
Dalam penulisan makalah ini, terdapat beberapa tujuan khusus yaitu :
1.    Mengetahui arti dari perilaku
2.    Mengetahui arti dari perilaku kesehatan
3.    Mengetahui batasan perilaku kesehatan
4.    Mengetahui arti dari experimental learning theory
5.    Dapat mengaplikasikan experimental learning theory ke dalam sebuah contoh kasus


1.4         Manfaat Penulisan
1.4.1   Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai masukan dalam memperkaya bahan materi mengenai teori perubahan ilmu perilaku khususnya experimental learning theory.
1.4.2   Bagi Penulis
Untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan serta keterampilan dalam menerapkan teori ilmu perubahan perilaku khususnya experimental learing theory sehingga dapat menghasilkan sebuah perubahan perilaku pada masyarakat dalam bidang kesehatan ke arah yang lebih positif.




BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1         Batasan Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.
Skinner (1938) seorang ahli psikologis, merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Dia membedakan adanya dua bentuk tanggapan, yakni:
1.    Respondent response atau reflexive response, ialah tanggapan yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu. Rangsangan yang semacam ini disebut eliciting stimuli karena menimbulkan tanggapan yang relatif tetap.
2.    Operant response atau instrumental response, adalah tanggapan yang timbul dan berkembangnya sebagai akibat oleh rangsangan tertentu, yang disebut reinforcing stimuli atau reinforcer. Rangsangan tersebut dapat memperkuat respons yang telah dilakukan oleh organisme. Oleh sebab itu, rangsangan yang demikian dapat memperkuat sesuatu perilaku tertentu yang telah dilakukan.
Selain itu, Skinner juga membagi respon kedalam dua bentuk:
1.    Perilaku tertutup (covert behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert), misalnya : seorang ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan, seorang pemuda tahu bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui hubungan seks, dan sebagainya.
2.    Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka, misalnya seorang ibu memeriksakan kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi. (Notoatmodjo,2003)

2.2         Perilaku Kesehatan
Menurut Becker, konsep perilaku sehat ini merupakan pengembangan dari konsep perilaku yang dikembangkan Bloom. Becker menguraikan perilaku kesehatan menjadi tiga domain, yakni pengetahuan kesehatan (health knowledge), sikap terhadap kesehatan (health attitude) dan praktek kesehatan (health practice). Hal ini berguna untuk mengukur seberapa besar tingkat perilaku kesehatan individu yang menjadi unit analisis penelitian. Becker mengklasifikasikan perilaku kesehatan menjadi tiga dimensi :
1.    Pengetahuan Kesehatan Pengetahuan tentang kesehatan mencakup apa yang diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan, seperti pengetahuan tentang penyakit menular, pengetahuan tentang faktor-faktor yang terkait. dan atau mempengaruhi kesehatan, pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan pengetahuan untuk menghindari kecelakaan.
2.    Sikap terhadap kesehatan Sikap terhadap kesehatan adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan, seperti sikap terhadap penyakit menular dan tidak menular, sikap terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan, sikap tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan sikap untuk menghindari kecelakaan.
3.    Praktek kesehatan Praktek kesehatan untuk hidup sehat adalah semua kegiatan atau aktivitas orang dalam rangka memelihara kesehatan, seperti tindakan terhadap penyakit menular dan tidak menular, tindakan terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan, tindakan tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan tindakan untuk menghindari kecelakaan.
Menurut Skinner perilaku kesehatan (healthy behavior) diartikan sebagai respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable), yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini mencakup mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah kesehatan.
Perilaku sehat adalah sifat pribadi seperti kepercayaan, motif, nilai, persepsi dan elemen kognitif lainnya yang mendasari tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri, penjagaan kebugaran melalui olah raga dan makanan bergiz. Perilaku sehat diperlihatkan oleh individu yang merasa dirinya sehat meskipun secara medis belum tentu mereka betul-betul sehat.

2.3         Perubahan Perilaku Sehat
Hal yang penting di dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan kesehatan atau penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program kesehatan lainnya. Perubahan yang dimaksud bukan hanya sekedar covert behaviour tapi juga overt behaviour. Di dalam program – program kesehatan, agar diperoleh perubahan perilaku yang sesuai dengan norma – norma kesehatan diperlukan usaha – usaha yang konkrit dan positif (Machfoed,2008)
Telah menjadi pemahaman umum, perilaku merupakan diterminan kesehatan yang menjadi sasaran dari promosi untuk mengubah perilaku ( behaviour change ). Perubahan perilaku kesehatan sebagai tujuan dari promosi atau pendidkan kesehatan, sekurang- kurangnya mempunyai 3 dimensi, yakni :
1.    Mengubah perilaku negative (tidak sehat) menjadi perilaku positif (sesuai dengan nilai – nilai kesehatan)
2.    Mengembangkan perilaku positif (pembentukan atau pengambangan perilau sehat).
3.    Memelihara perilaku yang sudah positif atau perilaku yang sudah sesuai dengan norma/nilai kesehatan (perilaku sehat). Dengan perkatan mempertahankan perilaku sehat yang sudah ada. Perilaku seseorang dapat berubah jika terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan di dalam diri seseorang.
Terdapat beberapa rangsangan dapat menyebabkan orang merubah perilaku mereka:
1.    Faktor Sosial : Faktor sosial sebagai faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku antara lain sktruktur sosial, pranata–pranata sosial dan permasalahan – permasalahan sosial yang lain. Pada faktor sosial ini bila seseorang berada pada lingkungan yang baik yang maka orang tersebut akan memiliki perilaku sehat yang baik sedangkan sebaliknya bila seseorang berada pada lingkungan yang kurang baik maka orang tersebut akan memiliki perilaku sehat yang kurang baik juga. Dukungan sosial (keluarga, teman) mendorong perubaha perubahan sehat. Contohnya konsumsi alkohol, kebiasaan merokok, dan perilaku seksual.
2.    Faktor Kepribadian : Faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku salah satunya adalah perilaku itu sendiri (kepribadian) yang dimana dipengaruhi oleh karakteristik individu, penilaian individu terhadap perubahan yang di tawarkan, interaksi dengan petugas kesehatan yang merekomen-dasikan perubahan perilaku, dan pengalaman mencoba merubah perilaku yang serupa. Contohnya yang berhubungan adalah rasa kehatian – hatian, membatasi porsi pemakaian internet pada waktu – waktu tertentu agar tidak menjadi addicted, ini akan membantu individu agar dengan tidak menjadikan hal tersebut suatu kebiasaan (habbit) yang dapat merubah perilaku.
3.    Faktor Emosi : Rangsangan yang bersumber dari rasa takut, cinta, atau harapan – harapan yang dimiliki yang bersangkutan. Contohnya berhubungan dengan stress yang mendorong melakukan perilaku tidak sehat seperti merokok.

2.4         Proses Terjadinya
Untuk proses perubahan perilaku biasanya diperlukan waktu lama, jarang ada orang yang langsung merubah perilakunya. Kadang- kadang orang merubah perilakunya karena tekanan dari masyarakat lingkunganya, atau karena yang bersangkutan ingin menyesuaikan diri dengan norma yang ada. Proses terjadinya perubahan ini tidak semena – mena dapat tercapai dan harus benar- benar teruji, ada 5 tingkatan perubahan perilaku :
1.    Prekontemplasi :  Belum ada niat perubahan perilaku
2.    Kontemplasi :
a.    Individu sadar adanya masalahnya dan secara serius ingin mengubah perilakunya menjadi lebih sehat.
b.    Belum siap berkomitmen untuk berubah.
3.    Persiapan :
a.    Individu siap berubah dan ingin mengejar tujuan.
b.    Sudah pernah melakukan tapi masih gagal.
4.    Tindakan : Individu sudah melakukan perilaku sehat, sekurangnya 6 bulan dari sejak mulai usaha memberlakukan perilaku hidup sehat.
5.    Pemeliharaan : Individu berusaha mempertahankan perilaku sehat yang telah dilakukan ( 6 bulan dilhat kembali).
a.    Mungkin berlangsung lama.
b.    Enam bulan dilihat kembali.
(Catatan Kuliah Ilmu Perilaku)

2.5         Teori Perubahan Perilaku - Experimental Learning Theory
2.5.1   Definisi Experimental Learning Theory
Experimental learning adalah proses perubahan yang menggunakan pengalaman sebagai pembelajaran. Experimental learning merupakan sebuah model holistic di mana manusia belajar, tumbuh dan berkembang. Experimental learning menekankan bahwa pengalaman berperan penting dalam proses perubahan individu. Experimental learning dapat dilakukan melalui refleksi dari pengalaman orang lain dan juga melalui suatu proses pembuatan makna dari pengalaman langsung. Experimental learning berfokus pada proses pembelajaran untuk masing-masing individu (Kolb, 1984).

2.5.2   Konsep Model Experimental Learning
Experimental Learning Theory (ELT) yang dikembangkan oleh David Kolb sekitar awal tahun 1980-an, yang menekankan pada sebuah model yang holistik dalam proses perubahan perilaku. Dalam experimental learning pengalaman mempunyai peran sentral dalam proses perubahan perilaku seseorang. Dalam teori experimental learning, belajar merupakan proses di mana pengetahuan diciptakan melalui transformasi pengalaman (experience). Pengetahuan merupakan hasil perpaduan antara memahami dan mentransformasi pengalaman (Kolb, 1984).
Experimental learning secara harfiah berarti belajar dari aktifitas mengalami dan merefleksikan apa yang telah dipelajari (Greef, 2005).

2.5.3   Tahapan Experimental Learning Theory
Ada dua bentuk model  pemahaman pengalaman, yaitu pengalaman nyata (concrete experience) dan konsep abstrak (abstract conceptualization). Selain itu ada pula dua bentuk model transformasi pengalaman, yaitu pengamatan reflektif (observation reflection) dan pengalaman aktif (active experience). Tahapan-tahapan model experimental learning menurut Kolb, merupakan sebuah lingkaran sebagai berikut:
1.    Pengalaman Konkrit (Concrete Experience)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003), pengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami, dijalani, dirasai, ditanggung, dan sebagainya. Dalam teori ini pembelajaran dari pengalaman yang konkrit bisa didapatkan dari pengalaman diri sendiri maupun dari pengalaman orang lain. Pada tahap ini, individu belajar dari pengalaman-pengalaman yang spesifik serta memiliki kepekaan terhadap situasi (Arjanto, 2012)

2.    Observasi dan Refleksi (Reflective Observation)
Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.
a) Pengertian observasi menurut para ahli:
            Observasi adalah suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematis dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra terutama mata terhadap kejadian-kejadian yang langsung (Bimo Walgito, 1987:54).
            Observasi adalah suatu tehnik untuk mengamati secara langsung maupun tidak langsung gejala-gejala yang sedang berlangsung (Djumhur, 1985:51).
b)  Definisi Refleksi
Proses merenung, menganalisis, mencari alasan, cadangan dan tindakan untuk memperbaiki diri yang dilakukan secara berterus menerus. (Hanipah, 1999)
Reflective Observation dalam teori ini yakni mengamati sebelum membuat suatu keputusan dengan mengamati lingkungan dari perspektif-perspektif yang berbeda. Memandang dari berbagai hal untuk memperoleh suatu makna. Pada tahap ini merupakan proses perubahan perilaku melalui persepsi. Fokus pada memahami ide dan situasi dengan observasi secara hati-hati. Learner mengaitkan bagaimana sesuatu itu terjadi dengan melihat dari perspektif yang berbeda dan mengandalkan pada suatu pemikiran, perasaan dan judgement (Arjanto, 2012).

3.    Pembentukan Konsep Abstrak (Abstract Conceptualization)
Martin dan Caramazza, (1980) Menyebutkan pembentukan konsep adalah suatu proses pengelompokan atau mengklasifikasikan sejumlah objek, peristiwa, atau ide yang serupa menurut sifat-sifat atau atribut-nilai tertentu yang dimilikinya kedalam satu kategori (Burns, 1992).
Abstract conceptualization dalam hal ini merupakan analisa logis dari gagasan-gagasan dan bertindak sesuai pemahaman pada suatu situasi sehingga memunculkan ide-ide atau konsep-konsep baru.  Abstract conceptualization merupakan belajar dengan pemikiran yang tepat dan teliti, menggunakan pendekatan sistematik untuk menstruktur dan menyusun kerangka fenomena (Arjanto, 2012).

4.    Generalisasi dan Menguji Konsep dalam Situasi Baru (Active Experimentation)
Tahap ini memiliki arti bahwa kemampuan individu untuk melaksanakan berbagai hal dan melakukan tindakan berdasarkan peristiwa termasuk pengambilan resiko. Active experimentation merupakan belajar melalui tindakan, menekankan pada aplikasi praktis (Arjanto, 2012).
Untuk lebih jelasnya, penerapan tahap-tahap perubahan perilaku menurut Experimental Learning Theory (ELT) akan direfleksikan pada suatu contoh kasus pada bab selanjutnya.



BAB 3
PEMBAHASAN

3.1         Contoh Kasus
Di Desa Purwoasri Gresik ditemukan sekitar 85% pengguna atau akseptor KB suntik. Ibu Hani termasuk salah satu pengguna KB suntik 1 bulan. Ibu Hani berusia 38 tahun, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, memiliki 1 suami dan 2 orang anak, anak terkecil berusia 10 tahun. Sudah 8 tahun Bu Hani tidak berganti metode KB karena sudah merasa cocok dengan KB 1 bulan.
 Tidak hanya Bu Hani saja yang merasa kalau sudah cocok dengan KB suntik, tetapi hal ini juga menjadi kepercayaan masyarakat Desa Purwoasri Gresik. Hampir semua ibu takut untuk mencoba metode KB yang lain, contohnya metode implan atau IUD. Meskipun sudah dilakukan penyuluhan dari petugas kesehatan tentang berbagai metode KB, tetap saja masyarakat tempat Bu Hani tinggal ini berkeyakinan untuk memilih metode  KB suntik.
Pada suatu hari Bu Hani merenung tentang kondisi kesehatan reproduksinya. Dia memiliki anak yang berumur 10 tahun dan kini usianya sudah 38 tahun. Meskipun ada rasa nyaman dan cocok dengan KB yang sekarang digunakan Bu Hani merasa bahwa sudah lelah karena terlalu sering suntik 1 bulan. Hingga suatu ketika Bu Hani berkunjung ke rumah saudaranya, Ibu Farda di Surabaya. Bu Hani bercerita tentang pengalamannya menggunakan KB suntik 1 bulan kepada Bu Farda, dan sebaliknya mereka saling bertukar pikiran dan pengalaman. Kebetulan Bu Farda ini adalah akseptor KB IUD.
Ibu Farda menjelaskan bahwa dirinya sudah 9 tahun menggunakan KB IUD, serta menjabarkan kekurangan dan kelebihan selama pemakaian KB IUD ini. Ternyata masyarakat di lingkungan tempat tinggal Bu Farda, pengguna KB IUD lebih banyak dibandingkan KB suntik. Dari pengalaman Bu Farda inilah kemudian Bu Hani ingin mencari tahu tentang keuntungan KB IUD. Bu Hani mulai bertanya kepada beberapa tetangga Bu Farda yang juga pengguna KB IUD.
Setelah beberapa hari di Surabaya, Bu Hani kembali ke Gresik. Bu Hani berpikir dan mempertimbangkan apa yang telah didapatkan melalui pengamatan metode KB  masyarakat di Desa Purwoasri Gresik yang berbeda dengan  metode KB masyarakat di Surabaya. Bu Hani merasa dirinya mungkin sudah harus berganti metode KB karena sudah terlalu lama, yang sebelumnya tidak memikirkan dampak pada kesehatan. Perlahan Bu Hani mengumpulkan keberanian dan mengesampingkan pandangan masyarakat Desa Purwoasri bahwa IUD itu menakutkan. Karena motivasi Bu Farda lah Bu Hani bisa melakukan hal ini, kemudian mendiskusikan dengan suaminya tentang rencana berganti metode KB. Suami sangat mendukung rencana Bu Hani karena bebagai alasan yang ada.
Hingga pada suatu saat dimana Bu Hani telah bertekad untuk tidak lagi menggunakan KB suntik 1 bulan dan ingin mencoba KB IUD meskipun hal ini berkesan baru untuk masyarakat di desanya, Desa Purwoasri Gresik.

3.2         Analisa Kasus
Perilaku merupakan hasil dari interaksi antara experience serta learning manusia dengan manusia yang dipengaruhi oleh environment, social system, cultural system, dan biological system.  Sehingga menghasilkan knowledge serta attitude.  Dalam kasus ini dapat kami analisa menggunakan Experimental Learning Theory.  Dengan bagan sebagai berikut:
Experimental Learning Theory memiliki beberapa tahapan:
Kasus Ibu Hani merupakan contoh perubahan perilaku dengan pendekatan Experimental Learning Theory yang memiliki ciri khas atau tahapan yaitu berdasarkan pengalaman, pertama pengalaman pribadi ataupun pengalaman orang lain dalam hal ini penggunaan metode KB. Bu Hani memiliki ketertarikan (interest) terhadap kesehatan reproduksinya karena merasa sudah waktunya berganti metode KB tetapi karena pengaruh lingkungan sosial masyarakat yang beranggapan bahwa IUD menakutkan maka Bu Hani menjadi ragu.
Kemudian Bu Hani memiliki ide untuk bertanya kepada Bu Farda tentang metode yang digunakan di lingkungan yang berbeda  serta melakukan pengamatan atau observasi dengan cara bertanya (wawancara) dengan pengguna IUD di lingkungan tempat tinggal Bu Farda. Dan mulai merenungkan hasil yang telah diperoleh di Surabaya. Ini merupakan tahap Experimental Learning Theory yang kedua yaitu Observasi dan refleksi.
Selanjutnya Bu Hani pulang ke tempat tinggal asalnya dan mencoba untuk mengesampingkan pandangan masyarakat bahwa IUD menakutkan. Setelah berdiskusi dengan suami dan mendapat motivasi dari beberapa pihak (Bu Farda dan Pengguna IUD lain) bahwa IUD tidak menakutkan, Bu Hani berencana untuk memilih metode IUD. Sesuai dengan Tahapan yang ketiga yaitu pembentukan konsep abstrak
Tahapan terakhir yaitu generalisasi & menguji konsep dalam situasi baru. Setelah berencana untuk mengganti metode KB nya, Bu Hani membulatkan tekad bahwa pilihannya ini adalah benar. Meskipun berbeda dengan mayoritas pengguna KB masyarakat di desa tempat tinggalnya. Serta tidak akan ragu lagi mencoba untuk melakukan hal yang baru.
Pada Experimental Learning Theory hanya sampai pada afektif saja, belum menjadi psikomotor. Karena dalam pelaksanaannya memiliki pengertian dan pengetahuan, memiliki kepercayaan dan keyakinan, memiliki dorongan dan motivasi, serta memiliki pengalaman, tetapi belum terdapat aspek sarana prasarana.




BAB 4
PENUTUP

4.1     Kesimpulan
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003). Adapun perilaku kesehatan (healthy behavior) menurut Skinner diartikan sebagai respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan. Hal yang penting di dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan kesehatan atau penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program kesehatan lainnya
Proses perubahan perilaku biasanya diperlukan waktu lama, jarang ada orang yang langsung merubah perilakunya. Kadang- kadang orang merubah perilakunya karena tekanan dari masyarakat lingkunganya, atau karena yang bersangkutan ingin menyesuaikan diri dengan norma yang ada. Salah satu teori perubahan perilaku yakni Experimental Learning Theory. Tahap-tahap perubahan perilaku dari teori adalah: pengalaman konkrit, observasi dan refleksi, pembentukan konsep abstrak, dan generalisasi & menguji konsep dalam situasi baru.
Teori ini memiliki ciri khas atau tahapan yaitu berdasarkan pengalaman, baik penglaman pribadi maupun pengalaman orang lain. Akan tetapi pada Experimental Learning Theory hanya sampai pada afektif saja, belum menjadi psikomotor. Karena dalam pelaksanaannya memiliki pengertian dan pengetahuan, memiliki kepercayaan dan keyakinan, memiliki dorongan dan motivasi, serta memiliki pengalaman, tetapi belum terdapat aspek sarana prasarana.

4.2     Saran
1.      Sebagai mahasiswa kebidanan untuk lebih memahami teori perubahan perilaku sehingga diharapkan terjadinya perubahan perilaku khususnya pada perilaku kesehatan ke arah yang lebih baik.
2.      Penerapan Experimental Learning Theory dalam perilaku sehari-hari diharapkan mampu mencapai pada aspek psikomotor didukung dengan adanya sarana dan prasarana, sehingga bukan hanya selesai pada proses berpikir untuk mengubah perilaku akan tetapi sampai pada tahap dimana terjadi action dalam perubahan perilaku.
           



DAFTAR PUSTAKA

Alwi Hasan, dkk. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai pustaka
Arjanto, Paul. 2012. Metode Experiential Learning. http://paul-arjanto.blogspot. com/2012/10/metode-experiential-learning.html (diakses 10 Desember 2013)
C. Burns .1992. Percepts, Concepts and Categories: The Representation and Processing of information . Netherlands: Elsevier Scince Publisher
D.J. Maulana, Heri. 2007. Promosi Kesehatan. Jakarta. Buku Kedokteran (EGC).
Hanipah Hussin . 2004. Learning to be Reflective: From Theory to Practices. Malaysia : Universiti Pendidikan Sultan Idris,
Ircham Machfoedz dan Eko Suryani dan.2008. Pendidikan Kesehatan dan Promosi Kesehatan.Yogyakarta :Fitramaya.
Kolb D.A. (1984) Experiential Learning experience as a source of learning and development', New Jersey: Prentice Hall
Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi. Bandung : Remaja Rosda
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Pariani, Siti. 2013. Handout Mata Kuliah Ilmu Perilaku : Pembentukan dan Perubahan Sikap. Surabaya : Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga

1 komentar:

  1. Bpk.DR.SULARDI. MM beliau selaku DEPUTI BIDANG BINA PENGADAAN, KEPANGKATAN DAN PENSIUN BKN PUSAT,dan dialah membantu kelulusan saya selama ini,alhamdulillah SK saya tahun ini bisa keluar.Teman teman yg ingin seperti saya silahkan anda hubungi bpk DR.SULARDI.MM Tlp; 0813-4662-6222. Siapa tau beliau mau bantu

    BalasHapus