Download file PDF di sini :
ASUHAN
KEBIDANAN
PADA
NY.“S” AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN
DI
PUSKESMAS PACARKELING SURABAYA
14
– 27 April 2012
Disusun Oleh :
IRMA SARI FITRIANA
P27824109059
Semester
VI
KEMENTERIAN
KESEHATAN RI
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN
KEBIDANAN
PROGRAM
STUDI DIII KEBIDANAN SUTOMO SURABAYA
2012
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Metode
suntikan KB telah menjadi bagian gerakan keluarga berencana nasional serta
peminatnya makin bertambah. Tingginya minat pemakai suntikan KB oleh karena
aman, sederhana, efektif, tidak menimbulkan gangguan, dan dapat dipakai pada
pascapersalinan (Manuaba,2010).
Tingginya
minat pemakai suntikan KB di Indonesia dapat dilihat dari evaluasi hasil
pencapaian program keluarga berencana nasional. Jumlah peserta baru KB suntik
di Jawa Timur pada Tahun 2011 mencapai 695.296 peserta atau sudah melebihi
target yang telah ditentukan yaitu sebesar 662.100 peserta. Sedangkan di
Surabaya sendiri jumlah peserta baru KB suntik pada ahun 2011mencapai 52.118
peserta atau 60,61% dari seluruh metode kontrasepsi. Ini menunjukkan bahwa alat
kontrasepsi suntik masih menjadi favorit masyarakat di Indonesia termasuk di
Surabaya. (BKKBN, 2011).
Namun,
masih banyak penggunaan alat kontrasepsi suntik yang salah atau tidak
memperhatikan aspek-aspek penting kontrasepsi suntik sehingga masih ada kejadian
kehamilan/komplikasi tidak tertangani pada akseptor KB suntik . Selain itu juga
masih banyak kejadian drop out pada akseptor KB, terutama KB progestin, akibat
adanya efek samping yang tidak dimengerti oleh akseptor. Hal ini dapat
diperbaiki dengan pemberian edukasi, konseling, dan peningkatan keterampilan
penyedia layanan, yang juga dapat meningkatkan penerimaan akseptor terhadap
alat kontrasepsi (Wulansari, Pita & Huriawati Hartanto, 2006).
Oleh
karena itu dibutuhkan asuhan kebidanan dan konseling yang tepat untuk
meminimalisir terjadinya kejadian yang tidak diinginkan dari pemakaian kontrasepsiterutama
kontrasepsi suntik progestin.
1.2
Tujuan
1.2.1 Tujuan
Umum
Mahasiswa
mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik progestin.
1.2.2 Tujuan
Khusus
Mahasiwa dapat :
1.
Melakukan pengkajian
data subjektif dan objektif pada akseptor KB suntik progestin.
2.
Menetapkan diagnosa dan
masalah berdasarkan data yang diperoleh.
3.
Menyusun rencana asuhan
yang akan diberikan kepada akseptor KB suntik progestin.
4.
Melaksanakan rencana
asuhan kebidanan yang telah disusun.
5.
Mengevaluasi asuhan
kebidanan yang telah dilakukan.
1.3
Pelaksanaan
Asuhan
kebidanan ini disusun pada saat praktik klinik di Puskesmas Pacarkeling –
Surabaya yang dilaksanakan pada tanggal 14 – 27 April 2012.
1.4
Sistematika
Penulisan
Bab 1 Pendahuluan, berisi latar belakang, tujuan,
pelaksanaan, dan sistematika penulisan
Bab 2 Tinjauan Pustaka, berisi konsep dasar teori kontrasepsi suntik
progestin dan konsep dasar asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik progestin
Bab 3 Tinjauan Kasus, berisi data subjektif, data objektif, assessment,
planning, implementasi, dan evaluasi.
BAB
2
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Konsep
Dasar Kontrasepsi Suntik Progestin
2.1.1
Definisi
Kontrasepsi
Kontrasepsi
merupakan bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi untuk pengaturan kehamilan
dan merupakan hak setiap individu sebagai makhluk seksual (Saifuddin, 2010:
U-46).
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti
mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur
yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari
kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur matang dengan sel sperma tersebut (BKKBN, 2011).
2.1.2
Definisi
Kontrasepsi Suntik Progestin
KB suntik (depo
provera) adalah suntikan medroksi progesteron asetat yang biasanya diberikan
pada hari ke-3 sampai 5 pasca persalinan, segera setelah keguguran dan pada
masa interval sebelum hari ke-3 haid (Wiknjosastro, 2007:921).
KB suntik Depot
Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) merupakan suatu progestin yang mekanisme
kerjanya menghambat sekresi hormon pemicu filikes (FSH) dan LH serta lonjakan
LH (Varney, 2007:481).
2.1.3
Jenis
Kontrasepsi Suntik Progestin
Tersedia
dua jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu
1.
Depo provera 150 mg,
depo provera berisi progestin, mengandung 150 mg DMPA (Depo Medroxy
Progesterone Asetat).
2.
Noristerat 200 mg,
noristerat berisi progesterone 200 mg norethindrone enanthate (Saifuddin,
2010:MK-41).
2.1.4
Cara
Kerja Kontrasepsi Suntik Progestin
1.
Mencegah ovulasi
2.
Mengentalkan lendir
serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma
3.
Menjadikan selaput
lendir rahim tipis dan atrofi
4.
Menghambat transportasi
gamet oleh tuba (Saifuddin, 2010).
2.1.5
Keuntungan
Kontrasepsi Suntik Progestin
1.
Sangat efektif
2.
Pencegahan kehamilan
jangka panjang
3.
Tidak berpengaruh pada
hubungan suami istri
4.
Tidak mengandung
estrogren
5.
Tidak memiliki pengaruh
terhadap ASI
6.
Sedikit efek samping
7.
Klien tidak perlu
menyimpan obat suntik
8.
Dapat digunakan oleh
perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopouse
9.
Membantu mencegah
kanker endometrium dan kehamilan ektopik
10. Menurunkan
kejadian penyakit jinak payudara
11. Menurunkan
krisis anemia bulan sabit (Saifuddin, 2010 : MK-42).
2.1.6
Keterbatasan
Kontrasepsi Suntik Progestin
1.
Sering ditemukan
gangguan haid seperti:
- siklus
haid yang memendek atau memanjang
- perdarahan
yang banyak atau sedikit
- perdarahan
tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)
- tidak
haid sama sekali
2.
Klien sangat bergantung
pada tempat pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntikan.
3.
Tidak dapat dihentikan
sewaktu – waktu sebelum suntikan berikutnya
4.
Permasalahan berat
badan merupakan efek samping tersering
5.
Tidak menjamin terhadap
perlindungan penularan IMS, Hep B/ HIV
6.
Terlambatnya kembali
kesuburan setelah penghentian pemakaian
7.
Pada penggunaan jangka
panjangdapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan
emosi ( jarang ), sakit kepala, jerawat
2.1.7
Indikasi
dan Kontraindikasi Kontrasepsi Suntik Progestin
Yang
dapat menggunakan kontrasepsi suntikan progestin:
1.
Usia reproduksi.
2.
Nulipara dan yang telah
memiliki anak.
3.
Menghendaki kontrasepsi
jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi.
4.
Menyusui dan
membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
5.
Setelah melahirkan dan
tidak menyusui.
6.
Setelah abortus atau
keguguran
7.
Perokok
8.
Tekanan darah <
180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau anemia bulan sabit.
9.
Menggunakan obat epilepsi
(fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberkulosis (rimfamisin).
10. Tidak
dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung esterogen
11. Sering
lupa bila menggunakan pil.
12. Anemia
defisiensi besi
13. Mendekati
usia menopouse yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi
kombinasi (Saifuddin, 2010:MK-43).
Yang tidak boleh
menggunakan kontrasepsi suntikan progestin, antara lain:
1.
Hamil atau dicurigai
hamil
2.
Perdarahan pervaginam
yang belum jelas penyebabnya
3.
Tidak dapat menerima
terjadinya gangguan haid, terutama amenorrhea
4.
Menderita kanker
payudara atau riwayat kanker payudara
5.
DM disertai komplikasi
( Saifuddin, 2010: MK-43)
2.1.8
Waktu
Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntik Progestin
1.
Setiap saat selama
siklus haid asal ibu tersebut tidakhamil
2.
Mulai hari pertama
sampai hari ke-7 siklus haid
3.
Pada ibu yang tidak
haid, injeksi pertama dapatdiberikan setiap saat, asalkan ibu tersebut tidak
hamil.Selama 7 hari setelah suntikan tidak bolehmelakukan hubungan seksual
4.
Ibu yang menggunakan
kontrasepsi hormonal laindan ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan.Bila
ibu tidak hamil, suntikan pertama dapat segeradiberikan atau tidak perlu
menunggu sampai haidberikutnya datang.
5.
Bila ibu sedang
menggunakan kontrasepsi suntikanjenis lain dan ingin mengganti dengan
kontrasepsisuntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yangakan diberikan
dimulai pada saat jadwal kontrasepsisuntikan yang sebelumnya.
6.
Ibu yang menggunakan kontrasepsi
nonhormonal dan ingin menggantikannya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama
kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat segera diberikan, asal saja ibu
tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya
datang. Bila ibu disuntik setelah hari ke-7 haid, ibu tersebut selama 7 hari
setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
7.
Ibu ingin menggantikan AKDR
dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan pertama dapat diberikan pada hari pertama
sampai hari ke-7 siklus haid, atau dapat diberikan setiap saat setelah hari
ke-7 siklus haid, asal saja yakin ibu tersebut tidak hamil.
8.
Ibu tidak haid atau ibu dengan
perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal
saja ibu tersebut tidak hamil, dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh
melakukan hubungan seksual (Saifuddin, 2010).
2.1.9
Cara
Penggunaan Kontrasepsi Suntik Progestin
Cara penggunaan kontrasepsi DMPA menurut
Saifuddin (2010) adalah :
1.
Kontrasepsi suntikan
DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuscular (IM)
dalam daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal penyerapan
kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan
diberikan tiap 90 hari.
2.
Bersihkan kulit yang
akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi etil/ isopropyl
alcohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik, setelah kering baru
disuntik.
3.
Kocok dengan baik dan
hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu
didinginkan. Bila terjadi endapan putih pada dasar ampul, upayakan
menghilangkannya dan dengan menghangatkannya.
2.1.10
Informasi
Lain yang Perlu Disampaikan
1.
Pemberian kontrasepsi suntikan
sering menimbulkan gangguan haid. Gangguan haid ini biasanya bersifat sementara
dan sedikit sekali menggangu kesehatan.
2.
Dapat terjadi efek samping seperti
peningkatan berat badan, sakit kepala, dan nyeri payudara, efek-efek samping
ini jarang, tidak berbahaya, dan cepat hilang.
3.
Karena terlambat kembalinya
kesuburan, penjelasan perlu diberikan pada ibu usia muda yag ingin menunda
kehamilan, atau bagi ibu yang merencanakan kehamilan berikutnya dalam waktu
dekat
4.
Setelah suntikan dihentikan, haid
tidak segera datang. Haid baru datang kembali pada umumnya setelah 6 bulan.
Selama tidak haid tersebut dapat saja terjadi kehamilan. Bila setalah 3-6 bulan
tidak juga haid, klien harus kembali ke dokter atau tempat pelanyanan kesehatan
untuk dicari penyebab tidak haid tersebut.
5.
Bila klien tidak dapat kembali pada
jadwal yang telah ditentukan, suntikan dapat diberikan2 minggu sebelum jadwal.
Dapat juga suntikan diberikan 2 minggu setelah jadwal yang ditetapkan, asal
saja tidak terjadi kehamilan. Klien tidak dibenarkan melakukan hubunga seksual
selama 7 hari, atau menggunakan metode kontrasepsi lainnya selama 7 hari. Bila
perlu dapat juga menggunakan kontrasepsi darurat.
6.
Bila klien, misalnya sedang
mengunakan salah satu kontrasepsi suntikan dan kemudian meminta untuk
digantikan dengan kontraspesi suntikan yang lain, sebaiknya jangan dilakukan.
Andaikata terpaksa juga dilakukan, kontrasepsi yang akan diberikan tersebut
diinjeksi sesuai dengan jadwal suntikan dari kontrasepsi hormonal yang
sebelumnya.
7.
Bila klien lupa jadwal suntikan,
suntikan dapat segera diberikan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil.
2.1.11
Peringatan
bagi Pemakai Kontrasepsi Suntik Progestin
1.
Setiap terlambat haid harus
dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan
2.
Nyeri abdomen bawah yang berat
kemungkinan gejala kehamilan ektopik terganggu.
3.
Timbulnya abses atau perdarahan
tempat injeksi.
4.
Sakit kepala migrain, sakit kepala
berulang yang berat atau kaburnya penglihatan.
5.
Perdarahan berat yang 2 kali lebih
panjang dari masa haid atau 2 kali lebih banyak dalam satu periode masa haid
(Saifuddin, 2010).
2.1.12
Efek
Samping
Efek
samping yang terjadi pada penggunaan kontrasepsi suntik progestin menurut Hartanto
(2004 : 169), antara lain :
1. Gangguan
haid pada akseptor dapat berupa:
a. Amenore
b. Perdarahan
berat, ireguler, bercak.
c. Perubahan
dalam frekuensi, lama dan jumlah.
d. Insiden
yang tinggi dari amenorea diduga karena atrofi endometrium.
Penanggulangan :
a. Melakukan
konseling sebelum dan selama pemakaian kontrasepsi suntik.
b. Bila
perdarahan hebat atau lama disebabkan oleh kontrasepsi suntikan, maka tindakan
yang harus diambil:
- Pemberian
tablet ekstradiol 25 mg 3x1 sehari untuk 3 hari atau 1 pil oral kombinasi per
hari untuk 14 hari.
- Bila
perdarahan tetap saja berlangsung terus, pertimbangkan untuk melakukan dilatasi
atau kuretasi.
2.
Berat badan bertambah.
a. Pemberian
konseling medik sebelum dan selama pemakaian kontrasepsi suntikan.
b. Umumnya
pertambahan berat badan tidak terlalu besar antara 1-5 kg dalam tahun pertama.
c. Depo
provera merangsang pusat pengendalian nafsu makan di hipotalamus yang
menyebabkan akseptor makan lebih banyak daripada biasanya.
3.
Sakit kepala
a. Melakukan
konseling sebelum dan selama pemakaian kontrasepsi suntikan.
b. Terjadi
pada 1-17% akseptor.
4.
Pada sistem
kardiovaskuler efeknya sangat sedikit, mungkin ada sedikit peninggian dari
kadar insulin dan penurunan HDL kolesterol.
a. Hampir
tidk ada efek tekanan darah atau sistem pembekuan darah maupun sistem
fiorinolitik.
b. Perubahan
dalam metabolisme lemak, terutama penurunan HDL, kolesterol dicurigai dapat
menambah besar resiko timbulnya penyakit kardiovaskuler, HDL kolesterol yang
rendah dapat menyebabkan timbilnya arterosklerosis sedangkan terhadap
trigliserida dan kolesterol total tidak ditemukan efek apapun dari kontrasepsi
suntikan.
1.1.13
Penanganan
Gangguan Haid
1.
Amenorea
a.
Tidak perlu dilakukan tindakan
apapun. Cukup konseling saja
b.
Bila klien tidak dapat menerima
kelainan haid tersebut, suntikan jangan dilanjutkan. Anjurkan pemakaian jenis
kontrasepsi yang lain.
2.
Perdarahan
a.
Perdarahan ringan atau spotting
sering dijumpai, tetapi tidak berbahaya
b.
Bila perdarahan/spotting terus
berlanjut atau setelah tidak haid, namun kemudian terjadi perdarahan, maka
perlu dicari penyebab perdarahan tersebut. Obatilah penyebab perdarahantersebut
dengan cara yang sesuai. Bila tidak ditemukan penyebab terjadinya perdarahan,
tanyakan apakah klien masih ingin melanjutkan suntikan, dan bila tidak ,
suntikan jangan dilanjutkan lagi dan carikan kontrasepsi jenis lain.
c.
Bila ditemukan penyakit radang
panggul atau penyakit akibat hubungan seksual, klien perlu diberi pengobatan
yang sesuai dan suntikan dapat terus dilanjutkan
d.
Perdarahan banyak atau
memanjang(lebih dari 8 hari atau 2 kali lebih banyak dari perdarahan yang
biasanya dialami pada siklus haid normal). Jelaskan bahwa perdarahan yang
banyak atau memanjang tersebut biasa ditemukan pada bulan pertama suntikan
e.
Bila gangguan tersebut menetap,
perlu dicari penyebabnya dan bila ditemukan kelainan ginekologik, klien perlu
diobati atau dirujuk
f.
Bila perdarahan yang terjadi
mengancam kesehatan klien atau klien tidak dapat menerima perdarahan yang
terjadi, suntikan jangan dilanjutkan lagi. Pilihkan jenis kontrasepsi yang
lain. Untuk mencegah anemia perlu diberi preparat besi atau makanan yang banyak
mengandung zat besi.
Tabel 1.1 Keadaan yang Memerlukan Perhatian Khusus
Keadaan
|
Anjuran
|
Penyakit
hati akut
Penyakit
jantung
Stroke
|
Sebaiknya
jangan menggunakan kontrasepsi suntikan
Sebaiknya
jangan menggunakan kontrasepsi suntikan
Sebaiknya
jangan menggunakan kontrasepsi suntikan
|
1.1.14
Instruksi
bagi Klien
Klien harus kembali ke tempat
pelayanan kesehatan atau klinik untuk mendapatkan suntikan kembali setiap 12
minggu untuk DMPA atau setiap 8 minggu untuk noristerat.
Tabel 2.2 Penanganan Efek Samping yang Sering Dijumpai
Efek samping
|
penanganan
|
Amenorea (tidak terjadi perdarahan)
Perdarahan/perdarahan bercak(spotting)
Meningkatnya / menurunya berat badan
|
-
Bila tidak hamil, pengobatan
apapun tidak perlu, jelaskan bahwa darah haid tidak terkumpul dalam rahim.
Nasihati untuk kembali ke klinik
-
Bila telah terjadi kehamilan,
rujuk klien. Hentikan penyuntikan. Jelaskan bahwa hormon progestin tidak akan
menimbulkan kelainan pada janin
-
Bila terjadi kehamilan ektopik,
rujuk kilen segera
-
Jangan berikan terapi hormonal
untuk menimbulkan perdarahan karena tidak akan berhasil. Tunggu 3-6 bulan
kemudian, bila tidak terjadi perdarahan juga, rujuk ke klinik.
-
Informasikan bahwa perdarahan
ringan sering dijumpai, tetapi hal ini bukanlah masalah serius, dan biasanya
tidak memerlukan pengobatan. Bila klien tidak dapat menerima perdarahan
tersebut dan ingin melanjutkan suntikan, maka dapat disarankan 2 pilihan
pengobatan.
-
1 siklus pil kontrasepsi kombinasi
( 30-35 Āµg etinil-estradiol), ibuprofen (sampai 800 mg, 3x/hari untuk 5
hari), atau obat jenis lain. Jelaskan bahwa selesai pemberian pil kontrasepsi
kombinasi dapat terjadi perdarahan. Bila terjadi perdarahan banyak selama
pemberian suntikan ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi
kombinasi/hari selama 3-7 hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi
hormonal, atau diberi 50 Āµg etinil-estradiol atau 1,25 mg estrogen equin
konjugasi untuk 14-21 hari.
-
Informasikan bahwa kenaikan /
penuruna berat badan sebanyak 1-2 kg dapat saja terjadi. Perhatikan diet
klien bila perubahan berat badan terlalu mencolok. Bila berat badan
berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi lain.
|
2.2
Konsep
Dasar Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB Suntik Progestin
Pengkajian
merupakan langkah awal proses asuhan kebidanan, yaitu mengumpulkan data,
mengolah data dan menganalisa data yang diperoleh dalam bentuk data subjektif,
objektif dan data penunjang yang akan memberikan gambaran keadaan kesehatan
klien.
2.2.1
Data
Subjektif
Adalah data yang
diperoleh melalui wawancara langsung dengan klien/ keluarga dan tim kesehatan
berupa keluhan-keluhan tentang masalah kesehatan.
1.
Identitas (klien dan
suami)
- Nama yang jelas dan lengkap
- Umur, ditanyakan untuk memberikan penyuluhan
yang sesuai dengan umur ibu dan mengetahui kesesuaian antara umur ibu dengan
kontrasepsi yang digunakan. Umur yang biasanya menggunakan KB 3 bulan adalah
wanita usia subur sekitar 22-35 tahun.
- Agama, ditanyakan untuk memberikan asuhan
yang berkaitan dengan kebiasaan yang dilakukan klien sesuai dengan agama. Pada Agama Islam,
beberapa aliran tidak memperbolehkan KB yang bersifat permanen (sterilisasi),
sehingga klien beragama Islam
lebih dianjurkan KB non permanen seperti suntik 3 bulan,1 bulan,pil atau KB
barier (kondom dll).
- Pendidikan, untuk mengetahui tingkat
pengetahuan sehingga mempermudah dalam pemberian informasi.
- Pekerjaan, untuk
mengetahui pengaruh aktifitas terhadap kesehatan klien sehingga mempengaruhi
keberhasilan KB
- Alamat, digunakan untuk mengetahui suku, adat, daerah, budaya dan memudahkan
komunikasi.
2.
Alasan kunjungan,
digunakan untuk mengetahui tujuan kunjungan klien (datang pertama kalinya,
rutin, atau karena ada keluhan)
3.
Keluhan utama,
mengetahui ada tidaknya keluhan yang dialami oleh klien
4.
Riwayat menstruasi
Menarche,
siklus, banyaknya, lamanya, sifat darah, teratur/tidak, dismenorhea, fluor
albus, HPHT. Riwayat menstruasi khususnya HPHT, penting untuk ditanyakan
terutama bagi ibu yang baru datang pertama kalinya menggunakan KB suntik 3
bulan.
5.
Cara KB terakhir (bagi akseptor
KB lama)
6.
Jumlah anak hidup
(riwayat obstetri)
7.
Status kehamilan saat
ini, untuk mengetahui ibu dalam keadaan hamil atau tidak
8.
Sikap
pasangan terhadap KB (setuju/tidak)
9.
Riwayat
penyakit yang diderita klien(Jantung, hipertensi, hepatitis, DM, asma, TBC dan
HIV AIDS)
2.2.2
Data
Obyektif
Data ini diperoleh melalui pemeriksaan fisik secara inspeksi, palpasi,
perkusi, auskultasi, pemeriksaan darah dalam dan pemeriksaan laboratorium.
1.
Pemeriksaan
Umum
Keadaan umum :
baik, cukup, kurang.
Kesadaran : composmentis
TD : normalnya 110/70 –
120/80 mmHg
BB :
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kontrasepsi yang
digunakan dengan BB klien
2.
Pemeriksaan Fisik
- Wajah : tidak pucat , tidak oedem
-
Mata : conjungtiva : merah muda; Sklera : putih
-
Leher : bendungan vena jugularis :
tidak ada
pembesaran
kelenjar limfe : tidak ada
pembesaran
kelenjar thyroid : tidak
ada
-
Abdomen
:tidak ada massa, tidak ada nyeri,
tidak ada tanda – tanda kehamilan, tidak ada bekas
operasi.
-
Genetalia :tampak bersih,
tidak ada fluor albus, tidak ada infeksi
kelenjar bartholini& skene.
- Ekstrimitas : tidak oedema.
2.2.3
Assessment
Diagnosa : Ny. “…” akseptor KB suntik 3 bulan
Masalah : -
2.2.4
Planning
1.
Beritahu hasil
pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu.
R/ informasi yang
jelas dapat mempermudah komunikasi petugas dan klien selanjutnya
2.
Jelaskan kepada ibu
tentang kelebihan KB suntik 3 bulan :
- Kontrasepsi
jangka panjang
- Tidak
berpengaruh pada hubungan suami istri
- Tidak
berpengaruh pada prosuksi ASI
- Klien
tidak perlu menyimpan obat
- Tidak
diperlukan pemeriksaan dalam
- Mencegah
anemia, kanker jinak payudara dan kanker endometrium.
R/penjelasan tentang keuntungan KB
suntik 3 bulan memberikan informasi yang
mungkin belum diketahui ibu
3.
Jelaskan kepada ibu
tentang kekurangan/kerugian serta efek samping yang mungkin terjadi pada akseptor
KB suntik 3 bulan :
- Klien
sangat bergantung dengan tempat pelayanan kesehatan karena harus kembali setiap
12 minggu.
- Tidak
melindungi dari IMS
- Kemungkinan
terjadi keterlambatan pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian
- Dapat
terjadi efek samping, terjadi perubahan pola haid : perdarahan bercak
(spotting) ataupun amenore (tidak haid) dan penambahan berat badan.
R/ penjelasan tentang kekurangan dan
efek samping KB suntik 3 bulan dapat menjadi pertimbangan ibu dalam menentukan kontrasepsi
yang akan digunakan.
4.
Berikan informed
consent pada ibu.
R/
bukti persetujuan ibu dalam penggunaan KB suntik 3 bulan.
5.
Jelaskan prosedur
penyuntikan KB.
R/
menghindarkan dari ketidakpahaman klien tentang prosedur penyuntikan.
6.
Pastikan 5T (tepat pasien,
tepat tempat, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu) sebelum tindakan berikutnya
terhadap ibu.
R/menghindari
kesalahan dalam proses penyuntikan.
7.
Atur posisi ibu
senyaman mungkin.
R/
mempermudah proses penyuntikan.
8.
Lakukan injeksi sesuai
prosedur :
- siapkan
alat (spuit 3 cc, kapas alcohol, obat yang mengandung 150 mg DMPA (Depo Medroxy
Progesterone Asetat))
- Bersihkan
kulit yang akan disuntik dengan kapas yang dibasahi etil/ isopropyl
alcohol 60-90%.
- Injeksi
pada daerah 1/3 SIAS-cocygis secara IM .
R/
Prosedur yang benar dapat menghindarkan kesalahan penyuntikan
9.
Memberikan HE kepada
ibu bahwa bekas suntikan tidak boleh dimasase.
R/ Menghindari infeksi pada daerah
penyuntikan
10. Memberitahu
ibu jadwal kunjungan ulang (12 minggu) setelah penyuntikan dan menganjurkan ibu
untuk datang sesuai jadwal atau sewaktu-waktu jika ada keluhan.
R/ agar ibu mengetahui jadwal suntikan
ulang dan bersedia datang sesuai jadwal atau sewaktu-waktu jika ada keluhan
BAB
3
TINJAUAN
KASUS
ASUHAN
KEBIDANANPADA Ny.”S” AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULANDI PUSKESMAS PACARKELING -
SURABAYA
Tanggal pengkajian :16
April 2011 No.Reg. : 61/12
Pukul : 09.30 WIB
3.1
Data
Subjektif
3.1.1
Biodata
Nama
Ibu : Ny. “S” Nama Suami : Tn. “S”
Umur : 30 tahun Umur
: 33 tahun
Agama : Islam Agama :
Islam
Suku/ bangsa : Jawa Suku/
bangsa : Jawa
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Pabrik
Alamat :Pacar
Kembang Gang Kelinci / 3
3.1.2
Alasan
Kunjungan :kunjungan rutin
3.1.3
Keluhan
Utama : Ibu mengatakan
bahwa hari ini (16 April 2012) adalah jadwal ibu mendapatkan suntikan ulang KB
3 bulan. Ibu ingin pindah tempat suntik KB di puskesmas pacarkeling. Sebelumnya
ibu suntik KB 3 bulan di BPS.
3.1.4
Riwayat Menstruasi
- Menarche : 13
tahun
- Siklus : 30
hari
- Banyaknya : +
3 x ganti pembalut/hari
- Lamanya : 5-7
hari
- Sifat
Darah : encer,
merah
- Teratur/Tidak : teratur
- Dismenorhea : tidak
- Fluor
Albus : tidak
- HPHT : 12 – 03 – 2012
3.1.5
Cara KB terakhir (bagi akseptor
KB lama) : KB 3 bulan
3.1.6
Riwayat Obstetri :
- Jumlah
anak lahir hidup : 3
- Jumlah
anak lahir mati : -
- Jumlah
abortus : -
- Usia
anak terkecil : 4 bulan
- Persalinan
terakhir : 23 Desember 2011
- Menyusui : tidak
3.1.7
Status
kehamilan saat ini : tidak hamil
3.1.8
Sikap pasangan terhadap
KB : setuju
3.1.9
Alat kontrasepsi yang
pernah digunakan : suntik 3 bulan , pil
3.1.10 Riwayat penyakit yang diderita klien :
Ibu mengatakan dirinya dan
keluarga tidak pernah
menderita penyakit / memiliki riwayat penyakit jantung, hipertensi,
DM, hepatitis, asma, TBC,
HIV AIDS, dan kanker.
3.2
DataObyektif
3.2.1
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tekanan Darah : 110/70
mmHg
Berat Badan : 50 kg
3.2.2
Pemeriksaan Fisik
- Wajah : tidak pucat , tidak oedem
-
Mata : conjungtiva : merah muda; sklera : putih
- Leher :
bendungan vena jugularis : tidak ada
pembesaran kelenjar limfe :
tidak ada
pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada
-
Abdomen
:tidak ada massa, tidak ada nyeri,
tidak ada tanda – tanda kehamilan, tidak ada bekas
operasi.
-
Genetalia :tampak bersih,
tidak ada fluor albus, tidak ada infeksi
kelenjar bartholini& skene.
-
Ekstrimitas : tidak oedema.
3.3
Assessment
Diagnosa aktual : Ny.
“S” akseptor KB suntik 3 bulan.
Masalah : -
3.4
Planning
1. Beritahu
hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu.
R/ informasi yang
jelas dapat mempermudah komunikasi petugas dan klien selanjutnya
2.
Cek jadwal kunjungan
ulang yang tertera pada kartu KB ibu.
R/
memastikan tanggal suntikan ulang sesuai jadwal.
3.
Jelaskan kembali
tentang kelebihan KB suntik 3 bulan :
- Kontrasepsi
jangka panjang
- Tidak
berpengaruh pada hubungan suami istri
- Tidak
berpengaruh pada prosuksi ASI
- Klien
tidak perlu menyimpan obat
- Tidak
diperlukan pemeriksaan dalam
- Mencegah
anemia, kanker jinak payudara dan kanker endometrium.
R/penjelasan tentang keuntungan KB
suntik 3 bulan memberikan informasi yang
mungkin belum diketahui ibu
4.
Jelaskan kembali
tentang kekurangan/kerugian serta efek samping yang mungkin terjadi pada akseptor
KB suntik 3 bulan :
- Klien
sangat bergantung dengan tempat pelayanan kesehatan karena harus kembali setiap
12 minggu.
- Tidak
melindungi dari IMS
- Kemungkinan
terjadi keterlambatan pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian
- Dapat
terjadi efek samping, terjadi perubahan pola haid : perdarahan bercak
(spotting) ataupun amenore (tidak haid) dan penambahan berat badan.
R/ penjelasan tentang kekurangan dan
efek samping KB suntik 3 bulan dapat menjadi pertimbangan ibu dalam menentukan
kontrasepsi yang akan digunakan.
5.
Berikan informed
consent pada ibu.
R/
bukti persetujuan ibu dalam penggunaan KB suntik 3 bulan.
6.
Jelaskan prosedur
penyuntikan KB.
R/
menghindarkan dari ketidakpahaman klien tentang prosedur penyuntikan.
7.
Pastikan 5T (tepat
pasien, tepat tempat, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu) sebelum tindakan
berikutnya terhadap ibu.
R/
menghindari kesalahan dalam proses penyuntikan.
8.
Atur posisi ibu
senyaman mungkin.
R/
mempermudah proses penyuntikan.
9.
Lakukan injeksi sesuai
prosedur :
- siapkan
alat (spuit 3 cc, kapas alcohol, obat yang mengandung 150 mg DMPA (Depo Medroxy
Progesterone Asetat))
- Bersihkan
kulit yang akan disuntik dengan kapas yang dibasahi etil/ isopropyl
alcohol 70%.
- Injeksi
pada daerah 1/3 SIAS-cocygis secara IM .
R/
Prosedur yang benar dapat menghindarkan kesalahan penyuntikan
10. Berikan
HE kepada ibu bahwa bekas suntikan tidak boleh dimasase.
R/ Menghindari infeksi pada daerah
penyuntikan
11. Beritahu
ibu jadwal kunjungan ulang (12 minggu) yaitu tanggal 03-07-2012 dan
menganjurkan ibu untuk datang sesuai jadwal atau sewaktu-waktu jika ada
keluhan.
R/ ibu mengetahui jadwal suntikan ulang
dan datang sesuai jadwal atau sewaktu-waktu jika ada keluhan
3.5
Implementasi dan
Evaluasi
Tanggal
16 April 2012 Pukul 09.45 WIB :
1.
Menjelaskan hasil
pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu.
e/ Ibu mengerti
keadaannya saat ini
2.
Mengecek jadwal
kunjungan ulang yang tertera pada kartu KB ibu.
e/
Tanggal suntikan ulang hari ini sesuai dengan jadwal.
3.
Menjelaskan kembali
tentang kelebihan KB suntik 3 bulan :
- Kontrasepsi
jangka panjang
- Tidak
berpengaruh pada hubungan suami istri
- Tidak
berpengaruh pada prosuksi ASI
- Klien
tidak perlu menyimpan obat
- Tidak
diperlukan pemeriksaan dalam
- Mencegah
anemia, kanker jinak payudara dan kanker endometrium.
e/Ibu mengetahui kelebihan KB suntik 3
bulan
4.
Menjelaskan kembali
tentang kekurangan/kerugian serta efek samping yang mungkin terjadi pada akseptor
KB suntik 3 bulan :
- Klien
sangat bergantung dengan tempat pelayanan kesehatan karena harus kembali setiap
12 minggu.
- Tidak
melindungi dari IMS
- Kemungkinan
terjadi keterlambatan pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian
- Dapat
terjadi efek samping, terjadi perubahan pola haid : perdarahan bercak
(spotting) ataupun amenore (tidak haid) dan penambahan berat badan.
e/ Ibu mengerti kekurangan dan efek
samping KB suntik 3 bulan dan tetap ingin menggunakan KB suntik 3 bulan.
5.
Memberikan informed consent
pada ibu.
e/
Ibu sudah menandatangani informed consent.
6.
Menjelaskan prosedur
penyuntikan KB.
e/
ibu mengerti prosedur yang akan dilakukan.
7.
Memastikan 5T (tepat
pasien, tepat tempat, tepat obat, tepat dosis, tepat waktu) sebelum tindakan
berikutnya terhadap ibu.
e/5T
sudah dipastikan.
8.
Mengatur posisi ibu
senyaman mungkin.
e/
Ibu sudah berada di posisi yang nyaman.
9.
Melakukan injeksi
sesuai prosedur :
- Menyiapkan
alat (spuit 3 cc, kapas alcohol, obat yang mengandung 150 mg DMPA (Depo Medroxy
Progesterone Asetat))
- Membersihkan
kulit yang akan disuntik dengan kapas yang dibasahi etil/ isopropyl
alcohol 70%.
- Melakukan
injeksi pada daerah 1/3 SIAS-cocygis secara IM .
e/
Obat DMPA sudah dimasukkan.
10. Memberikan
HE kepada ibu bahwa bekas suntikan tidak boleh dimasase.
e/ Ibu mengerti dan bersedia untuk tidak
menggosok bekas suntikan
11. Memberitahu
ibu jadwal kunjungan ulang yaitu tanggal 03 – 07 – 2012 dan menganjurkan ibu untuk datang sesuai
jadwal atau sewaktu-waktu jika ada keluhan.
e/ Ibu mengerti dan
dapat mengulangi tanggal kunjungan ulang serta bersedia datang sesuai jadwal/
sewaktu-waktu bila ada keluhan.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN. 2011. Evaluasi Hasil Pencapaian Program Keluarga Berencana Nasional Januari –
Desember 2011 Provinsi Jawa Timur. Surabaya : BKKBN
.
. 2011b. Alat Kontrasepsi.
http://www.bkkbn-jatim.go.id/bkkbn-jatim/html/cara.htm (Diakses 10 April 2012)
Handayani,
Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga
Berencana. Yogyakarta : Pustaka Rihama
Hartanto,
Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka
Sinar Harapan
Saifuddin,
Abdul Bari. 2010. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Varney, Helen. 2007. BukuAjarAsuhanKebidanan. Jakarta: EGC
Wiknjosastro,
Hanifa. 2007. IlmuKandungan. Jakarta:
YBPS
Wulansari,
Pita dan Huriawati Hartanto (Eds.). 2006. Ragam Metode Kontrasepsi.
Jakarta : EGC
pelit!!! kan bs di ambil bwt belajar!!! ilmu bermanfaat kalle!!! upay
BalasHapusMAAF ya !! saya sudah menyediakan link untuk download filenya.. SILAHKAN DICERMATI
Hapusgak bs di download neng,,,,,, bini aye butuh ni neng
HapusBpk.DR.SULARDI. MM beliau selaku DEPUTI BIDANG BINA PENGADAAN, KEPANGKATAN DAN PENSIUN BKN PUSAT,dan dialah membantu kelulusan saya selama ini,alhamdulillah SK saya tahun ini bisa keluar.Teman teman yg ingin seperti saya silahkan anda hubungi bpk DR.SULARDI.MM Tlp; 0813-4662-6222. Siapa tau beliau mau bantu
BalasHapus