04 Agustus 2012

SAP dan Leaflet Kanker Serviks

Download di link ini :
Leaflet Kanker Serviks
SAP Kanker Serviks

Link Download 2 :
SAP dan Leaflet Kanker Serviks






SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik              : Kanker Serviks
Sasaran          : Pasien dan keluarga pasien
Tempat           : Ruang Merpati RSUD Dr. Soetomo - Surabaya
Hari/Tanggal : Rabu, 6 Juli 2011
Waktu                        : 1 X 30 menit

I.       Tujuan Instruksional umum
Setelah proses penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien mengerti tentang kanker serviks

II.    Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu :
  1. Menyebutkan pengertian kanker serviks
  2. Menyebutkan penyebab kanker serviks
  3. Menyebutkan tanda dan gejala kanker serviks
  4. Mengetahui deteksi dini kanker serviks
  5. Menyebutkan stadium dari kanker serviks
  6. Menyebutkan penatalaksanaan kanker serviks
  7. Mengetahui cara pencegahan kanker serviks

III. Materi
  1. Pengertian kanker serviks
  2. Penyebab kanker serviks
  3. Tanda dan gejala kanker serviks
  4. Cara deteksi dini (skrining) kanker serviks
  5. Stadium kanker serviks
  6. Pencegahan kanker serviks    
  7. Penatalaksanaan kanker serviks

IV. Metode
1)      Diskusi
2)      Tanya jawab

V.    Media
  1. LCD / Flipchart
  2. Leaflet

VI.  Pengorganisasian
Pembimbing Klinik            : Djum’ati Setyati, Amd.Keb
                                             Zukhrufatin, Amd.Keb      

Pembimbing Pendidikan   : K.Kasiati, S.Pd, Amd.Keb, M.Kes

                                             Sherly Jeniawati, SST

Penyaji                               : Febrina Nur Indah Sari

                                                    Irma Sari Fitriana   
Moderator                          :  Mar’atus Sholikha
Observer                            :  Ewing Firmadhani Prastiti
Fasilitator                           :  Farah Abidah Rachmawati

Job Description
1. Moderator   :    Mengarahkan jalannya acara
2. Penyaji        :    Menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab pertanyaan
3. Fasilitator    :    Membantu mengarahkan peserta untuk bergerak secara aktif dalam  diskusi     
4. Observer     : Mengamati dan mencatat proses jalannya penyuluhan, mengevaluasi jalannya penyuluhan

VII.     Kegiatan Penyuluhan
NO
WAKTU
KEGIATAN PENYULUHAN
KEGIATAN PESERTA
1
5 menit
Pembukaan
a)      membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
b)      Memperkenalkan diri
c)      Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
d)     Menyebutkan materi yang akan diberikan
e)      Menyampaikan kontrak waktu
Mendengarkan pembukaan yang disampaikan oleh moderator.
2
15 menit
Pelaksanaan
Penyampaian materi oleh pemateri:
a)        Menggali pengetahuan peserta tentang kanker serviks
b)        Menjelaskan tentang pengertian kanker serviks
c)        Menyebutkan penyebab kanker serviks
d)       Menyebutkan tanda dan gejala kanker serviks
e)        Menjelaskan tentang deteksi dini kanker serviks
f)         Menjelaskan tentang stadium kanker serviks
g)        Menjelaskan yang harus dilakukan/ penatalaksanaan kanker serviks
h)        Menjelaskan tentang pencegahan kanker serviks
Mendengarkan dan memberikan umpan balik tehadap materi yang disampaikan.
3
20 menit
Tanya jawab
Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya tentang materi yang kurang dipahami
Mengajukan pertanyaan
3
15 menit
Evaluasi
Menanyakan kembali kepada peserta tentang materi yang telah diberikan dan reinforcement kepada peserta yang dapat menjawab pertanyaan
Menjawab pertanyaan
4
5 menit
Penutup
a)    Mempersilahkan fasilitator dari pembimbing klinik dan pembimbing akademik untuk menambahkan ataupun menjelaskan kembali jawaban pertanyaan peserta yang belum terjawab.
b)   Menjelaskan kesimpulan dari materi penyuluhan
c)    Ucapan terima kasih
d)   Salam penutup
Mendengarkan dengan seksama dan menjawab salam

VIII.                   Kriteria Evaluasi
1.      Evaluasi Struktur
a)      Peserta hadir ditempat penyuluhan
b)      Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang merpati RSUD Dr Soetomo Surabaya. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2.      Evaluasi Proses
a)      Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b)      Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3.      Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu mengerti dan memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus

MATERI PENYULUHAN KESEHATAN
KANKER SERVIK
MATERI

PENGERTIAN
Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang paling umum yang mengenai organ reproduksi wanita. Beberapa jenis human papilloma virus, suatu infeksi menular seksual, mempunyai peran penting dalam kebanyakan kasus kanker serviks
Kanker leher rahim ( kanker servik ) adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yg merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara uterus ( rahim ) dengan liang vagina.

PENYEBAB

Pada umumnya, kanker bermula pada saat sel sehat mengalami mutasi genetic yang mengubahnya dari sel normal menjadi sel abnormal. Sel sehat tumbuh dan berkembang dengan kecepatan yang teratur. Sel kanker tumbuh dan bertambah banyak tanpa control dan mereka tidak mati. Adanya akumulasi sel abnormal akan membentuk suatu massa (tumor). Sel kanker menginvasi jaringan sekitar dan dapat berkembang dan tersebar di tempat lain di dalam tubuh (metastasis).
Penyebab langsung dari karsinoma serviks belum diketahui. Faktor ekstrinsik yang diduga berhubungan dengan insiden karsinoma serviks adalah infeksi virus Huma Papilloma Virus (HPV). Lebih dari 95 % kanker serviks berkaitan erat dengan infeksi HPV  ditularkan melalui aktivitas seksual. HPV tipe resiko rendah  (tipe 6 & 11) hampir tak berisiko menjadi Ca Serviks, tapi menimbulkan genital warts. Infeksi tipe risiko tinggi (tipe 16 & 18) mengarah pada Ca Serviks (Hartono, 2000).
Faktor risiko kanker leher rahim :
1.      Kontak seksual terlalu dini kurang dari umur 15 tahun.
2.      Berhubungan seks dengan banyak pasangan atau mempunyai pasangan yg suka berganti2 pasangan
3.      Merokok
Dari berbagai penelitian di negara - negara maju telah di temukan bahan konstituen rokok di dalam sel - sel epitel leher rahim.
4.      Faktor Genetik ( Faktor Keturunan)
Faktor ini sangat memegang peranan seorang bisa mengalami kanker jenis ini atau tidak. Jika ibu Anda atau saudara perempuan dari pihak ibu atau ayah menderita kanker leher rahim, maka Anda mempunyai resiko 2x lebih banyak menderita penyakit yang sama
5.      Sistem imun yang menurun juga dapat meningkatkan terjadinya kanker karena kebanyakan wanita yang terinfeksi HPV tidak terkena kanker serviks. Namun, jika seseorang tekena infeksi HPV dan sistem imunnya menurun akibat keadaan medis lainnya, maka kecenderungan untuk berkembangnya kanker serviks semakin besar.
6.      pencucian vagina dengan antiseptik atau deodoran yang terlalu sering
7.      diet tinggi lemak
8.      kekurangan vitamin C, asam folat, dan beta karoten
9.      personal hygine yang kurang
10.  grande multi para

GEJALA DAN TANDA

Pasien mungkin saja tidak mengalami gejala kanker serviks apapun.  Kanker serviks dini biasanya tidak memberikan gejala dan tanda. Semakin kanker berkembang, semakin terlihatlah tanda dan gejala dari kanker serviks. Gejala tersebut dapat berupa
  1. Perdarahan vagina setelah berhubungan sex, atau diantara dua periode menstruasi, atau setelah menopause.
  2. Sekret encer disertai darah dapat berat dan keputihan yang memiliki bau yang busuk.
  3. Nyeri pinggang atau nyeri pada saat hubungan sex

SKRINING DAN DIAGNOSIS

Skrining (Deteksi dini)
Jika kanker serviks terdeteksi pada stadium yang lebih awal, penatalaksanaan sepertinya lebih berhasil. Skrining kanker serviks regular dan perubahan prekanker pada serviks direkomendasikan untuk semua wanita. Kebanyakan panduan menganjurkan skrining pertama dalam waktu 3 tahun pertama setelah aktif secara seksual, atau tidak lebih dari umur 21. Skrining dapat berupa.
1)      Pap test. Selama Pap test, dokter mengambil sel dari serviks – leher sempit dari uterus- dan mengirim sample tersebut ke lab. Sel ini kemudian diperiksa ada tidaknya abnormalitas. Pemeriksaan Pap Test dapat mendeteksi sel abnormal pada serviks. Stadium prekanker terjadi pada saat sel abnormal terdapat hanya pada lapisan luar dari serviks dan tidak menginvasi bagian lebih dalam. Jika tidak ditangani, sel abnormal ini dapat berubah menjadi sel kanker, dimana dapat menyebar pada beberapa tempat sekitar serviks, vagina bagian atas, area pelvis, dan bagian lain dari tubuh. Kanker atau prekanker yang ditemukan pada stadium preinvasif jarang membahayakan nyawa dan biasanya hanya membutuhkan pengobatan rawat jalan.
2)      Tes HPV DNA. Terdapat juga pemeriksaan HPV DNA untuk menentukan apakah seseorang terinfeksi salah satu dari 13 jenis HPV yang sepertinya paling mungkin menyebabkan kanker serviks. Seperti pada Pap tes, tes HPV DNA mengambil jaringan dari serviks untuk diperiksa di lab. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi strain resiko tinggi HPV pada DNA sel sebelum perubahan pada sel serviks dapat terlihat.
Pemeriksaan HPV DNA bukan merupakan pengganti skrining Pap dan tidak digunakan untuk wanita lebih muda dari 20 tahun dengan hasil Pap yang normal, kebanyakan infeksi HPV pada wanita pada kelompok ini sembuh sendiri dan tidak dikaitkan dengan kanker serviks.

DIAGNOSIS
Jika seseorang mengalami tanda dan gejala kanker serviks atau jika hasil pemeriksaan Pap Smear memperlihatkan sel kanker, pasien dapat menjalani pemeriksaan lebih lanjut untuk menegakkan diagnosis. Untuk menegakkan diagnosis, dokter dapat melakukan :
  1. Memeriksa serviks. Selama pemeriksaan yang disebut kolposkopi, dokter dapat menggunakan mikroskop khusus (colposcope) untuk memeriksa serviks dari sel abnormal. Jika terlihat area yang tidak biasanya, dapat diambil sample sel untuk analisis (biopsy). Gambar 1. Colposcopy untuk mengambil jaringan yang abnormal
  2. Mengambil sample sel serviks. Selama prosedur biopsy dokter mengambil sample dari sel abnormal dari serviks dengan menggunakan alat khusus. Pada punch out biopsy, dokter menggunakan pisau sirkuler khusus untuk mengambil sebagian kecil dari serviks. Biopsi jenis lainnya dapat digunakan tergantung dari lokasi dan ukuran dari area yang abnormal.

STADIUM
Jika kanker serviks telah ditentukan, maka pasien akan manjalani pemeriksaan lebih jauh lagi untuk menentukan apakah kanker telah menyebar dan sampai dimana penyebarannya suatu proses yang disebut stadium kanker. Stadium kanker merupakan faktor kunci yang menentukan pengobatan. Pemeriksaan untuk menentukan stadium dapat berupa :
·  Gambaran Radiologi. Pemerksaan seperti X-Ray, computerized tomography (CT) Scan atau MRI dapat membantu untuk menentukan apakah kanker telah menyebar disekitar serviks.
·  Pemeriksaan visual pada kandung kemih atau rektal. Dokter dapt menggunakan alat khusus untuk melihat kandung kemih secara langsung (cystoscopy) dan rektum (proctoskopi).
Pembagian stadium kanker adalah
ð  Stadium 0. Juga dikatakan carcinoma in situ atau kanker noninvasive, kanker dini ini kecil dan hanya terbatas pada permukaan serviks.
ð  Stadium I. Kanker hanya terbatas pada serviks
ð  Stadium II. Kanker pada stadium ini termasuk serviks dan uterus, namun belum menyebar ke dinding pelvis atau bagian bawah vagina..
ð  Stadium III. Kanker pada stadium ini telah menyebar dari serviks dan uterus ke dinding pelvis atau bagian bawah vagina.
ð  Stadium IV. Pada stadium ini kanker telah menyebar ke organ terdekat, seperti kandung kemih atau rectum, atau telah menyebar ke daerah lain didalam tubuh, seperti paru-paru, hati, atau tulang.


PENATALAKSANAAN

ð  Kanker noninvasive, terbatas
Penatalaksanaan kanker serviks yang terbatas hanya pada lapisan luar dari serviks memerlukan penangan untuk membuang area abnormal. Pada kebanyakan wanita pada situasi ini, tidak diperlukan penanganan tambahan. Prosedur untuk membuang kanker noninvasif termasuk :
·  Biopsi Cone. Selama operasi ini, dokter menggunakan scalpel untuk mengambil selembar jaringan serviks berbentuk cone dimana abnormalitas ditemukan.
·  Operasi Laser. Operasi ini menggunakan gelombang sempit pada cahaya laser untuk membunuh sel kanker dan sel pre-kanker.
·  Loop electrosurgical excision procedure (LEEP). Teknik ini menggunakan lintasan kabel untuk memberikan arus listrik, yang memotong seperti pisau bedah , dan mengambil sel dari mulut serviks.
·  Cryosurgery. Teknik yaitu dengan membekukan dan membunuh sel kanker dan prekanker..
·  Hysterectomy. Operasi besar ini termasuk membuang jaringan dari area kanker dan prekanker, serviks, dan uterus. Hysterectomy biasanya dilakukan pada kasus yang dipilih dari kasus kanker servikal noninvasif.

ð  Kanker invasif
Kanker servikal yang menginvasi lebih dalam dari lapisan luar sel pada serviks disebut sebagai kanker invasive dan membutuhkan lebih banyk penanganan. Penanganan untuk kanker serviks bergantung pada beberapa faktor, termasuk stadium kanker, permasalahan medis lain yang mungkin dimiliki, dan pilihan pasien sendiri. Opsi penatalakasanaan terdiri dari
1)      Operasi.
Operasi untuk mengambil uterus biasanya dilakukan untuk mengatasi stadium dini dari kanker serviks. Hysterectomy sederhana yaitu dengan membuang jaringan kanker, serviks, dan uterus. Hysterectomy biasanya pilihan hanya jika kanker dalam stadium yang dini – Invasi kurang dari 3 milimeter (mm) ke dalam serviks. Hysterectomy radikal – Membuang serviks, uterus, bagian vagina, dan nodus limfe pada area tersebut – merupakan operasi standar dimana terdapat invasi lebih besar dari 3 mm kedalam serviks dan tidak ada bukti adanya tumor pada dinding pelvis.Hysterectoy dapat mengobati kanker serviks stadium dini dan mencegah kanker kembali lagi, namun membuang uterus membuat pasien tidak mungkin hamil lagi. Efek samping sementara dari hysterectomy termasuk nyeri pelvis, dan kesulitan dalam pencernaan, dan urinasi
2)      Radiasi.
Terapi radiasi menggunakan energi tinggi untuk membunuh sel kanker. Terapi radiasi dapat diberikan secara eksternal atau internally (brachytherapy) dengan menempatkan alat diisi dengan material radioaktif yang akan ditempatkan di serviks. Terapi radiasi sama efektifnya dengan operasi pada kanker serviks stadium dini. Bagi wanita dengan kanker serviks yang lebih berat, radiasi merupakan penatalaksaanaan terbaik. Kedua metode terapi radiasi ini dapat dikombinasi. Terapi radiasi dapat digunakan sendiri, dengan kemoterapi, sebelum operasi untuk mengecilkan tumor atau setelah operasi untuk membunuh sel kanker lainnya yang masih hidup. Efek samping dari radiasi terhadap area pelvis termasuk nyeri lambung, nausea, diare, iritasi kandung kemih, dan penyempitan vagina, dimana akan menyebabkan hubungan seks lebih sulit dilakukan. Wanita premenopausal dapat berhenti menstruasi sebagai akibat dari terapi radiasi.
3)      Kemoterapi.
Kemoterapi dengan agen tunggal digunakan untuk menangani pasien dengan metastasis extrapelvis sebagaimana juga digunakan pada tumor rekurren yang sebelum telah ditangani dengan operasi atau radiasi dan bukan merupakan calon exenterasi. Cisplatin telah menjadi agen yang paling banyak diteliti dan telah memperlihatkan respon klinis yang paling konsisten. Walaupun ada beberapa penilitan yang bervariasi, terapi cisplatin agen tunggal memberikan hasil dengan respon sempurna pada 24% kasus, dengan tambahan 16% dari terapi ini memperlihatkan respon parsial. Ifosfamide, agen alkylating yang mirip dengan cyclophosphamide, telah memberikan respon total hingga 29% pada pasien kanker serviks; namun, efektivitas belum dapat dikonfirmasi oleh semua peneliti. Agen lainnya yang memberikan paling tidak aktivitas parsial terjadap kanker serviks termasuk carboplatin, doxorubicin hydrochloride, vinblastine sulfate, vincristine sulfate, 5-fluorouracil, methotrexate sodium, dan hexamethyl melamine.  Kombinasi paling aktif yang digunakan untuk mengatasi kanker serviks semuanya mengandung cisplatin. Agen tersebut paling sering digunakan bersama bleomycin, 5-fluorouracil, mitomycin C, methotrexate, cyclophosphamide, dan doxorubicin. Penelitian National Cancer Institute Gynecologic Oncology Group sedang dikerjakan untuk membandingkan kemampuan dari berbagai kombinasi kemoterapi
Efek samping kemoterapi tergantung dari obat yang diberikan namun secara umum dapat menyebabkan diare, lelah, mual, dan rambut rontok. Beberapa obat kemoterapi dapat mengakibatkan infertilitas dan menopause dini pada wanita premenopause.

4)      Kemoradiasi.
Pemakaian kemoradiasi telah diketahui secara luas memberikan harapan hidup lebih tinggi dibandingkan pemberian radiasi saja pada penanganan kanker serviks. Kombinasi antara kemoterapi dan terapi radiasi berdasarkan teori dari pembunuhan sel sinergis – efek terapeutik dari dua modalitas terapi digunakan bersamaan lebih besar dibandingkan jika 2 modalitas tersebut digunakan tidak bersamaan. Bila dikombinasikan dengan radiasi, penggunaan mingguan cisplatin mengurangi resiko progresi selama 2 tahun sebesar 43%     ( harapan hidup 2 tahun = 70%) untuk stadium II B sampai stadium IV A. Pada keadaan ini, cisplatin sepertinya bekerja sebagai radiosensitizer, dapat menurunkan kemungkinan dari rekurensi lokal dan lebih mengurangi jumlah kejadian metastasis jauh.

PENCEGAHAN

Resiko terjadinya kanker serviks dapat dilakukan dengan menghindari infeksi HPV. HPV menyebar melalui kontak kulit dengan bagian badan yang terinfeksi, tidak hanya dengan hubungan seks. Menggunakan kondom setiap melakukan hubungan dapat mengurangi resiko terkena infeksi HPV.
Sebagai tambahan dari penggunaan kondom, cara terbaik untuk mencegah kanker serviks yaitu :
·  Menghindari hubungan sex pada umur muda.
·  Memiliki partner seks tunggal
·  Menghindari merokok

Vaksniasi HPV. Suatu vaksin baru disebut Gardasil memberikan perlindungan dari tipe HPV yang paling berbahaya. The national Advisory Committee on Immunization Practices merekomendasikan vaksinasi pada wanita umur 11 dan 12 tahun, sebagaimanapula pada wanita umur 13 hingga 26 tahun jika mereka belum menerima vaksin. Vaksin ini paling efektif diberikan sebelum wanita aktif secara seksual. Vaksin ini diberikan selama tiga kali. Penyuntikan kedua berselang dua bulan sejak vaksin pertama diberikan dan vaksin ketiga disuntikkan pada bulan keenam. Dosis vaksin 0,5 cc disuntikkan intra muscular pada lengan atas.
Walaupun vaksin dapat mencegah hingga 70 % kasus kanker serviks, vaksin ini tidak dapat mencegah infeksi dari virus lain yang dapat juga menyebabkan kanker serviks selain itu membutuhkan biaya yang mahal Rp 4 juta untuk tiga dosis tersebut. Pap Smear secara rutin untuk skrining kanker serviks lah yang paling penting.
Pemeriksaan Pap Rutin. Pemeriksaan Pap Smear secara rutin adalah cara paling efektif untuk mendeteksi kanker serviks pada stadium yang lebih dini. Panduan jadwal Pap rutin adalah sebagai berikut :
·  Pap Smear pertama dilakukan pada 3 tahun pertama setelah hubungan sex pertama atau pada umur 21 tahun (lakukan yang mana terjadi duluan)
·  Dari umur 21 hingga 29 tahun, lakukan pemeriksaan Pap rutin setiap satu atau 2 tahun sekali.
·  Dari umur 30 hingga 69 tahun, Pemeriksaan Pap setiap 2 atau 3 tahun jika pasien memiliki 3 kali berurutan pemeriksaan Pap yang normal.
·  Umur 70 keatas, jika 3 pemeriksaan Pap Smear negative maka Pap smear sudah dapat dihentikan.

DAFTAR PUSTAKA

Hartono, Poedjo (2000). Kanker Serviks & Masalah Skrinning di Indonesia. Kursus pada Pra Kongres KOGI I & Pasar Mimbar. Volume 5 No.2
Mansyur, A., (2005). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:Media Aesculapius
Neville, Hacker (2001). Esensial Obstetri & Ginekologi Edisi 2.Jakarta: Hipokrates
Rasjidi, Imam (2007). Panduan Penatalaksanaan Kanker Ginekologi. Jakarta:EGC
Sarwono (2002). Ilmu Kandungan.Jakarta:Yayasan bina Pustaka
------------- (2008) Vaksin HPV Cegah Kanker Serviks Sejak Dini www.mediahidupsehat.com.
-------------- (2003). Vaksin HPV dengan Ajuvan Inovatif ASO4.www.situs.kesrepro.info/aging

3 komentar:

  1. Everything is very open with a clear clarification of the issues.
    It was definitely informative. Your site is extremely helpful.
    Thank you for sharing!

    Feel free to visit my web page: Orange County catering

    BalasHapus
  2. terima kasih kak sangat membantu leafletnya, ijin ambil materi ya kak.

    BalasHapus
  3. Makasih ya leafletnya bagus, ijin download
    www.materipraktis.com

    BalasHapus