Bagi seorang ibu baru, kehadiran bayi menjadi momen yang
membahagiakan sekaligus membingungkan. Mengapa setiap dua jam dia harus
diberikan ASI, mengapa dia buang air besar dan kecil lebih dari tiga kali,
mengapa napasnya bunyi saat tidur? Itu merupakan beberapa pengalaman asing bagi
seorang ibu baru.
Agar tak bingung, simak yuk penjelasan dr Robert
Soetandio, SpA. MSi. Med, dari Rumah Sakit
Awal Bros Tangerang.
Awal Bros Tangerang.
TIDUR
·
Bayi baru lahir biasanya tidur selama 16-20 jam yang dibagi menjadi
empat sampai enam periode. Pola tidur bayi masih belum teratur, karena jam
biologis yang belum matang. Tetapi perlahan-lahan akan bergeser sehingga lebih
banyak waktu tidur di malam hari dibandingkan dengan siang hari.
·
Pada usia dua bulan, bayi mulai lebih banyak tidur malam dibandingkan
siang. Pada usia tiga sampai enam bulan, jumlah tidur siang akan semakin
berkurang, kira-kira tiga kali dalam sehari, dan terus berkurang hingga dua
kali sehari saat usia bayi enam sampai 12 bulan.
·
Menjelang usia
satu tahun biasanya bayi hanya perlu tidur siang satu kali dengan
total jumlah waktu tidur berkisar antara 12-14 jam.
·
Posisi tidur bayi ada
tiga; posisi miring, telentang, dan tengkurap. Bayi baru lahir sampai usia tiga
bulan, posisinya hanya telentang karena kemampuan motoriknya baru sampai di
situ. Moms bisa membantu mengubah posisinya dengan dimiringkan ke kanan atau
kiri maupun ditengkurapkan.
·
Bayi boleh saja tidur
tengkurap asalkan tetap diawasi karena alasan takut tersedak atau tercekik
saluran napasnya. Sindrom kematian mendadak pada bayi (SIDS - Sudden Infant
Death Syndrome) hingga napasnya berhenti bisa saja terjadi. Karena itu,
sebaiknya posisi tengkurap dihindari saat malam hari karena saat itu pengawasan
pada bayi kurang.
Napas Bunyi Saat Tidur
Sering memerhatikan napas bayi yang berbunyi keras saat tidur? Tarikan napas si kecil begitu berat seperti orang yang menderita asma. Ini dia penyebabnya:
Bunyi napas yang muncul saat bayi tidur berasal dari tidak lancarnya aliran udara yang keluar dan masuk melalui saluran napas. Bunyi napas yang muncul dapat juga akibat terhalangnya cairan atau lendir yang berada dalam paru-paru bayi. Perlu diingat bahwa organ ini juga memroduksi lendir.
Hambatan aliran udara ini dapat terjadi karena kepala bayi tertekuk atau memang karena struktur leher bayi yang belum sempurna sehingga ada bagian yang menyempit saat tidur.
Produksi lendir yang berlebih mudah dialami bayi yang membawa bakat alergi. Begitu terpacu oleh alergen (pemicu timbulnya alergi), produksi lendirnya akan meningkat. Selain alergi, peningkatan lendir juga dapat terjadi jika bayi terkena virus, contohnya influenza.
Sejauh tidak mengganggu proses menyusu, tidak disertai demam dan infeksi serta tidak mengganggu aktivitas sehari-hari bayi, maka hal ini tidak perlu dikhawatirkan.
Yang dapat moms lakukan adalah coba posisi tengkurap dengan kepala dimiringkan, namun posisi ini harus dalam pengawasan orangtua. Letakkan bantal kecil di bahu bayi, usahakan kepala jangan terlalu tengadah.
GUMOH
Gumoh adalah kondisi di mana bayi memuntahkan kembali susu yang sudah ditelannya. Bagi ibu baru, hal ini seringkali mengkhawatirkan. Karena itu, jangan memberi minum susu terlalu banyak, berikan sedikit namun sering dan biasakan membuatnya bersendawa setelah diberi susu.
Penyebab gumoh bermacam-macam. Salah satunya klep penutup lambung belum sempurna. Sehingga jika si kecil langsung ditidurkan setelah disusui dan juga menggeliat, susu akan keluar dari mulut. Pada tahun-tahun pertama, mekanisme klep ini perlahan-lahan menguat seiring perkembangan bayi sehingga kemungkinan terjadinya gumoh berkurang.
Gumoh berbahaya khususnya jika terjadi saat tidur karena gumoh dapat masuk ke saluran napas utamanya paru-paru sehingga dapat membuat sesak napas dan anak menjadi biru karena kekurangan oksigen. Oleh karena itu, bila anak gumoh langsung seka mulutnya dengan lap lembut.
Sering memerhatikan napas bayi yang berbunyi keras saat tidur? Tarikan napas si kecil begitu berat seperti orang yang menderita asma. Ini dia penyebabnya:
Bunyi napas yang muncul saat bayi tidur berasal dari tidak lancarnya aliran udara yang keluar dan masuk melalui saluran napas. Bunyi napas yang muncul dapat juga akibat terhalangnya cairan atau lendir yang berada dalam paru-paru bayi. Perlu diingat bahwa organ ini juga memroduksi lendir.
Hambatan aliran udara ini dapat terjadi karena kepala bayi tertekuk atau memang karena struktur leher bayi yang belum sempurna sehingga ada bagian yang menyempit saat tidur.
Produksi lendir yang berlebih mudah dialami bayi yang membawa bakat alergi. Begitu terpacu oleh alergen (pemicu timbulnya alergi), produksi lendirnya akan meningkat. Selain alergi, peningkatan lendir juga dapat terjadi jika bayi terkena virus, contohnya influenza.
Sejauh tidak mengganggu proses menyusu, tidak disertai demam dan infeksi serta tidak mengganggu aktivitas sehari-hari bayi, maka hal ini tidak perlu dikhawatirkan.
Yang dapat moms lakukan adalah coba posisi tengkurap dengan kepala dimiringkan, namun posisi ini harus dalam pengawasan orangtua. Letakkan bantal kecil di bahu bayi, usahakan kepala jangan terlalu tengadah.
GUMOH
Gumoh adalah kondisi di mana bayi memuntahkan kembali susu yang sudah ditelannya. Bagi ibu baru, hal ini seringkali mengkhawatirkan. Karena itu, jangan memberi minum susu terlalu banyak, berikan sedikit namun sering dan biasakan membuatnya bersendawa setelah diberi susu.
Penyebab gumoh bermacam-macam. Salah satunya klep penutup lambung belum sempurna. Sehingga jika si kecil langsung ditidurkan setelah disusui dan juga menggeliat, susu akan keluar dari mulut. Pada tahun-tahun pertama, mekanisme klep ini perlahan-lahan menguat seiring perkembangan bayi sehingga kemungkinan terjadinya gumoh berkurang.
Gumoh berbahaya khususnya jika terjadi saat tidur karena gumoh dapat masuk ke saluran napas utamanya paru-paru sehingga dapat membuat sesak napas dan anak menjadi biru karena kekurangan oksigen. Oleh karena itu, bila anak gumoh langsung seka mulutnya dengan lap lembut.
BAB & BAK
Sedikit-sedikit pipis atau "pup". Wah, apa bayiku baik-baik saja? Ini dia rahasia di balik Buang Air Kecil (BAK) dan Buang Air Besar (BAB) si kecil:
Sedikit-sedikit pipis atau "pup". Wah, apa bayiku baik-baik saja? Ini dia rahasia di balik Buang Air Kecil (BAK) dan Buang Air Besar (BAB) si kecil:
·
Pada bayi yang menyusu ASI usia 0-6 bulan
* Frekuensi BAB normal:
* Frekuensi BAB normal:
Sehari satu sampai
tujuh kali atau bahkan hanya satu sampai dua hari sekali. Dengan catatan: berat
badan bayi terus bertambah sesuai grafik normal yang tertera pada Kartu Menuju
Sehat atau KMS. Jika yang terjadi sebaliknya, si kecil harus menjalani
pemeriksaan dokter.
* Frekuensi BAB tidak
normal:
- Setelah dua hari
tidak BAB
- BAB tiga hari satu
kali atau lebih dari tujuh kali sehari. Kondisi ini perlu dikonsultasikan
kepada dokter. Biasanya dokter akan melihat kondisi perut bayi, kembung atau
tidak, keadaan feses, berat badan, dan tumbuh kembang bayi.
·
Pada bayi yang tidak
menyusu ASI usia 0-6 bulan
* Frekuensi BAB normal:
* Frekuensi BAB normal:
Berkisar tiga sampai
empat kali sehari sampai hanya satu hingga dua hari sekali. Pada bayi yang
diberi susu formula, frekuensi BAB-nya lebih jarang dari bayi yang menyusu ASI
karena ASI sangat mudah dicerna oleh bayi, sementara susu formula lebih sulit
dicerna dan diserap oleh sistem pencernaan bayi.
* Frekuensi BAB tidak
normal:
Bila feses bayi encer
dan frekuensinya lebih dari 10 kali per hari disertai penurunan berat
badan.
·
Pada bayi usia 6 bulan
ke atas
* Frekuensi BAB normal:
* Frekuensi BAB normal:
Biasanya tiga sampai
empat kali sehari, atau dua hari sekali. Setelah anak menginjak empat tahun,
frekuensi BAB-nya sudah seperti orangtua, yakni satu sampai dua kali
sehari.
* Frekuensi BAB tidak
normal:
Lebih dari empat kali
sehari disertai gejala-gejala lain. Misalnya, bayi BAB sampai enam kali sehari.
Ini bisa dijadikan alarm bagi Moms bahwa kondisi si kecil sedang tidak sehat.
Coba perhatikan apakah bayi juga rewel atau gelisah.
*
Frekuensi BAK:
- Dalam sehari,
normalnya si kecil BAK berkisar tiga sampai empat kali. Namun, sebetulnya
frekuensi BAK tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Jika lebih dari itu tidak
masalah, kecuali bila pipis-nya sangat sering (lebih dari 10 kali per hari)
atau jarang sama sekali. Artinya, selama tidak ada tanda-tanda dehidrasi atau
bayi menjadi lesu dan rewel, tak perlu terlalu mempermasalahkannya. Apalagi sampai
khawatir bayi terkena Diabetes Mellitus (DM), karena DM pada anak apalagi bayi
sangat jarang terjadi.
- Namun waspadai bila
frekuensi BAK bayi jarang atau menjadi jarang. Misalnya, satu hari hanya sekali
padahal biasanya bisa empat kali. Atau sejak lahir si kecil memang jarang pipis
padahal asupan cairannya mencukupi.
MENYUSU
Pada bayi yang menyusu ASI, ASI diberikan secara on demand (semau bayi). Pada hari pertama bayi akan minum dalam jumlah sedikit tetapi dengan frekuensi yang sering, misalnya 10 kali dalam waktu 24 jam.
Setelah beberapa hari, pada saat produksi ASI sudah cukup dan bayi sudah cukup kuat mengisap, maka bayi akan minum selama 15 menit atau lebih dan baru minta minum lagi tiga jam kemudian.
Moms dapat menilai apakah bayinya mendapatkan cukup ASI atau tidak. Bayi usia nol sampai enam bulan dinilai mendapat kecukupan ASI bila mencapai keadaan sebagai berikut:
Pada bayi yang menyusu ASI, ASI diberikan secara on demand (semau bayi). Pada hari pertama bayi akan minum dalam jumlah sedikit tetapi dengan frekuensi yang sering, misalnya 10 kali dalam waktu 24 jam.
Setelah beberapa hari, pada saat produksi ASI sudah cukup dan bayi sudah cukup kuat mengisap, maka bayi akan minum selama 15 menit atau lebih dan baru minta minum lagi tiga jam kemudian.
Moms dapat menilai apakah bayinya mendapatkan cukup ASI atau tidak. Bayi usia nol sampai enam bulan dinilai mendapat kecukupan ASI bila mencapai keadaan sebagai berikut:
1. Bayi minum ASI tiap
dua sampai tiga jam atau dalam 24 jam minimal mendapatkan ASI delapan kali pada
dua sampai tiga minggu pertama.
2. Kotoran berwarna
kuning dengan frekuensi sering dan warna menjadi lebih muda pada hari kelima
setelah lahir.
3. Bayi akan buang air
kecil (BAK) paling tidak enam sampai delapan kali sehari.
4. Moms dapat
mendengarkan pada saat bayi menelan ASI.
5. Payudara terasa
lebih lembek, yang menandakan ASI telah habis.
6. Warna bayi merah
(tidak kuning) dan kulit terasa kenyal.
7. Pertumbuhan berat
badan (BB) bayi dan tinggi badan (TB) bayi sesuai dengan grafik pertumbuhan.
8. Perkembangan motorik
baik (bayi aktif dan motoriknya sesuai dengan rentang usianya). Jika kurang,
ada kemungkinan cara pemberian ASI salah – mungkin dari perlekatan atau posisi
menyusui. Jika hal ini terjadi Moms dapat berkonsultasi ke klinik laktasi.
Bagi bayi yang tidak menyusu ASI,
jumlah susu formula yang diberikan sangat individual bergantung kondisi bayi.
Ada yang jumlahnya sedikit tapi sering, namun ada yang jumlahnya banyak tetapi
dalam waktu yang lama.
MAKAN
Mulai usia enam bulan hingga satu tahun, si kecil diperkenalkan dengan MPASI (makanan pendamping ASI). Nah, seberapa banyak bayi akan makan dalam satu hari?
Mulai usia enam bulan hingga satu tahun, si kecil diperkenalkan dengan MPASI (makanan pendamping ASI). Nah, seberapa banyak bayi akan makan dalam satu hari?
- Kebutuhan energi dari
MPASI untuk bayi di negara sedang berkembang dengan masukan ASI yang cukup
berkisar 200 kkal/hari untuk bayi usia enam sampai delapan bulan.
- 300 kkal/hari untuk
bayi umur 9-11 bulan. Dan 550 kkal/hari untuk anak umur 12-23 bulan.
- Estimasi kebutuhan
tersebut hanya berlaku untuk bayi yang mengonsumsi ASI rata-rata. Jika konsumsi
ASI lebih banyak atau lebih sedikit, kebutuhan energi dari ASI dapat bertambah
atau berkurang.
- Sedangkan untuk bayi
yang tidak mendapat ASI, kebutuhan energinya 600 kkal/hari, 700 kkal/hari pada
umur 9-11 bulan dan 900 kkal/hari pada anak umur 12-23 bulan.
- Rata-rata bayi yang
mendapat ASI diberi MPASI dua sampai tiga kali sehari saat bayi umur enam
sampai delapan bulan. Tiga sampai empat kali per hari saat bayi umur 9-11 bulan
dan 12-24 bulan dengan tambahan makanan selingan bergizi satu sampai dua kali
dalam sehari.
MENANGIS
Bayi menangis karena ia merasa tidak nyaman, lapar, bosan, lelah, mengantuk, kolik dan sakit. Orangtua perlu belajar mencari tahu sebab bayi menangis. Yang terpenting, hentikan tangis bayi dengan lembut, perlahan dan tenang.
Berikut ini kondisi di mana bayi acapkali menangis:
Lapar
Ciri tangisan: Keras, terjadi beberapa kali dalam sehari dan dapat diprediksi kapan kira-kira akan terjadi, yaitu berkisar waktu bayi biasa menyusu atau makan.
Cara atasi: Orangtua sebaiknya menenangkan bayi dengan memeluk dan menciumnya setelah tangisnya reda baru diberi susu atau makan.
Bayi menangis karena ia merasa tidak nyaman, lapar, bosan, lelah, mengantuk, kolik dan sakit. Orangtua perlu belajar mencari tahu sebab bayi menangis. Yang terpenting, hentikan tangis bayi dengan lembut, perlahan dan tenang.
Berikut ini kondisi di mana bayi acapkali menangis:
Lapar
Ciri tangisan: Keras, terjadi beberapa kali dalam sehari dan dapat diprediksi kapan kira-kira akan terjadi, yaitu berkisar waktu bayi biasa menyusu atau makan.
Cara atasi: Orangtua sebaiknya menenangkan bayi dengan memeluk dan menciumnya setelah tangisnya reda baru diberi susu atau makan.
Terlalu Ramai
Ciri tangisan: Bayi tampak lelah dan menangis cukup keras sambil menatap mata kita seperti mengajak kita pergi dari suasana itu. Mungkin ia termasuk bayi yang sangat peka terhadap keramaian sehingga tidak suka pada bunyi-bunyian yang tidak pernah kita pikirkan misalnya suara TV atau radio. Bisa juga dia lelah karena terlalu banyak orang yang mengajaknya bermain.
Cara atasi: Sebaiknya membawa bayi ke tempat yang lebih tenang dan matikan TV atau radio. Bila perlu nyalakan lampu yang lebih redup atau mengurangi jumlah mainan yang ada didekatnya.
Ciri tangisan: Bayi tampak lelah dan menangis cukup keras sambil menatap mata kita seperti mengajak kita pergi dari suasana itu. Mungkin ia termasuk bayi yang sangat peka terhadap keramaian sehingga tidak suka pada bunyi-bunyian yang tidak pernah kita pikirkan misalnya suara TV atau radio. Bisa juga dia lelah karena terlalu banyak orang yang mengajaknya bermain.
Cara atasi: Sebaiknya membawa bayi ke tempat yang lebih tenang dan matikan TV atau radio. Bila perlu nyalakan lampu yang lebih redup atau mengurangi jumlah mainan yang ada didekatnya.
Bosan
Ciri tangisan: lirih tapi kalau tidak ditanggapi bisa semakin keras.
Cara atasi: Orangtua sebaiknya mengalihkan rasa bosan bayi dengan memberikan mainan yang menarik dari bentuk dan warnanya, atau yang bisa mengeluarkan suara. Ajak bayi menyanyi dan menari dalam suasana santai dan menyenangkan, atau ajak bayi jalan-jalan ke tempat yang berbeda misalnya ke halaman rumah.
Ciri tangisan: lirih tapi kalau tidak ditanggapi bisa semakin keras.
Cara atasi: Orangtua sebaiknya mengalihkan rasa bosan bayi dengan memberikan mainan yang menarik dari bentuk dan warnanya, atau yang bisa mengeluarkan suara. Ajak bayi menyanyi dan menari dalam suasana santai dan menyenangkan, atau ajak bayi jalan-jalan ke tempat yang berbeda misalnya ke halaman rumah.
Kolik
Ciri tangisan: tiba-tiba menangis hebat, terus menerus, tidak dapat dihibur, tangisannya memelas utamanya pada sore atau menjelang malam hari. Lamanya bisa sampai tiga jam atau lebih. Penyebab dan mengapa terjadi pada waktu sore atau menjelang malam hari belum diketahui secara pasti. Namun kolik biasa dialami bayi usia dua minggu dan akan hilang sendiri saat bayi berumur tiga sampai empat bulan.
Cara atasi: Sebaiknya dekap dan pijat perut bayi dengan lembut. Bila bayi tetap menangis coba letakkan dia dengan nyaman di tempat tidur dan hibur kembali.
Ciri tangisan: tiba-tiba menangis hebat, terus menerus, tidak dapat dihibur, tangisannya memelas utamanya pada sore atau menjelang malam hari. Lamanya bisa sampai tiga jam atau lebih. Penyebab dan mengapa terjadi pada waktu sore atau menjelang malam hari belum diketahui secara pasti. Namun kolik biasa dialami bayi usia dua minggu dan akan hilang sendiri saat bayi berumur tiga sampai empat bulan.
Cara atasi: Sebaiknya dekap dan pijat perut bayi dengan lembut. Bila bayi tetap menangis coba letakkan dia dengan nyaman di tempat tidur dan hibur kembali.
Tidak Nyaman
Ciri tangisan : merengek gelisah sambil menggerakkan tubuh seperti ingin menunjukkan bagian tubuhnya yang terasa tidak nyaman. Kondisi yang menyebabkan bayi tidak nyaman misalnya popoknya kotor karena BAK atau BAB, ruam kulit, udara yang terlalu panas atau terlalu dingin, atau perutnya kembung.
Orangtua sebaiknya mencari tahu penyebab dan segera mengatasinya:
Ciri tangisan : merengek gelisah sambil menggerakkan tubuh seperti ingin menunjukkan bagian tubuhnya yang terasa tidak nyaman. Kondisi yang menyebabkan bayi tidak nyaman misalnya popoknya kotor karena BAK atau BAB, ruam kulit, udara yang terlalu panas atau terlalu dingin, atau perutnya kembung.
Orangtua sebaiknya mencari tahu penyebab dan segera mengatasinya:
* Popok yang kotor
karena BAK atau BAB segera diganti dengan yang bersih
* Kalau ada ruam kulit,
atasi dengan membersihkan kulit yang terkena ruam dengan air bersih, keringkan
dengan handuk atau kain yang kering dan diberi salep atau krim untuk ruam
kulit.
* Kalau kedinginan
segera beri selimut atau baju hangat. Sebaliknya jika kepanasan dan bajunya
basah karena keringat, lap tubuhnya dan ganti bajunya.
* Bila perutnya
kembung, coba menyendawakannya dan beri minyak telon atau minyak kayu putih di
perutnya. Usapan tangan Ibu di punggung bayi dapat membuat bayi lebih tenang.
Sakit
Ciri tangisan: suara tangis
bervariasi dari lirih sampai keras, yang intinya menarik perhatian. Penyebabnya
mungkin karena jatuh, terjepit, terinfeksi kuman atau virus, digigit serangga
atau sebab lain.
Cara atasi: sebaiknya periksa seluruh tubuh bayi termasuk mengukur suhu tubuhnya. Bila perlu segera ke dokter.
Cara atasi: sebaiknya periksa seluruh tubuh bayi termasuk mengukur suhu tubuhnya. Bila perlu segera ke dokter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar